TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Lesia Vasylenko, seorang anggota parlemen Ukraina telah membocorkan rahasia mengenai kegagalan serangan balasan negaranya terhadap Rusia sejak bulan Juni.
Menurutnya, kesalahan yang membuat Rusia lebih unggul dalam perang itu sepenuhnya terletak pada negara-negara Barat.
Ia menuduh Barat tidak memasok senjata ke Kyiv dalam jumlah yang tetap atau dalam jumlah besar.
Dalam wawancara yang disiarkan televisi dengan Sky News, yang dihapus dari platform media sosial X (sebelumnya Twitter), Lesia Vasylenko mengungkapkan “kebenaran” bahwa Rusia memenangkan pertempuran konflik yang berkepanjangan.
Vasylenko menyalahkan negara-negara Barat atas kegagalan Ukraina dalam perang dengan Rusia, karena mereka mengirimkan senjata dan amunisi terlalu lambat dan dalam jumlah kecil, sehingga Ukraina tidak dapat mempertahankan serangan balasannya.
“Serangan balasan berjalan sesuai rencana,” awalnya dalma wawancara itu. Namun ketika pembawa berita Sky News mempertanyakan alasan penilaiannya, Vsylenko berubah pikiran.
“Yah, sebisa mungkin kita bisa mewujudkannya sesuai rencana dengan jumlah senjata dan kualitas amunisi yang kita peroleh. Semakin stabil pengiriman dan semakin besar pengiriman persenjataan ke Ukraina, semakin cepat serangan balasan dapat dilakukan.”
Dia menegaskan kembali bahwa strategi konflik berkepanjangan Rusia memaksa Ukraina dan dunia.
“Sayangnya, kami harus mengatakan bahwa mereka (Rusia) kembali unggul. Mereka telah melakukan hal ini pada tahun 2014. Belum ada pembelajaran yang bisa diambil. Bantuan diberikan terlalu lambat dan pada tingkat yang tidak stabil, seperti yang kita dapatkan.”
Vasylenko menyalahkan negara-negara lain atas buruknya tanggapan Ukraina terhadap permintaan bantuan militer sebelum Februari 2022.
“Saya sangat yakin bahwa Rusia bisa saja dihentikan pada Februari 2022 ketika Ukraina meminta senjata."
Dia mengindikasikan bahwa pasokan senjata sebelum konflik dimulai bisa menghentikan Rusia. “Tawaran bagi kami, warga Ukraina, adalah menyerah sebelum tuntutan Putin.”
Industri Senjata Eropa Tidak Dapat Memenuhi Pasokan
Pengakuan jujur anggota parlemen Ukraina mengenai serangan balasan negaranya yang tidak membuahkan hasil terjadi ketika sebuah laporan New York Times pada tanggal 23 September mengklaim bahwa industri militer Eropa yang menyusut sedang berjuang untuk menyediakan satu juta peluru artileri yang dijanjikan kepada Ukraina pada bulan Maret 2024.