News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Fadli Zon Nilai Hamas Tak Bisa Disebut Teroris

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan keamanan HAMAS Palestina pada upacara wisuda polisi di Kota Gaza, April 2021. Menurut Fadli Zon Hamas bukanlah teroris meskipun menyerang Israel.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon meminta semua pihak obyektif dan adil dalam memberikan pernyataan.

Salah satunya ia menyoroti kata teroris yang disematkan pada Hamas.

Menurut Fadli Zon Hamas bukanlah teroris meskipun menyerang Israel.

Baca juga: Hari Ketiga Perang Hamas-Israel: Korban Tewas di Jalur Gaza 436 Orang, Zionis Siapkan Serangan Darat

Fadli Zon menilai serangan yang dilakukan Hamas lantaran Israel yang terus menerus menindas warga Palestina.

Seperti provokasi sentimen anti-Palestina, yahudisasi yang terus meluas, melakukan blokade dan isolasi Jalur Gaza sejak tahun 2006 yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang sangat parah.

Baca juga: Hamas Bantah Keterlibatan Iran dalam Serangan ke Israel: Ini Kejutan bagi Semua Orang

"Apa yang terjadi sekarang ini akibat diamnya dunia internasional dan PBB atas penindasan yang dilakukan Israel atas rakyat dan tanah Palestina," kata dia. 
 
"Kita tak bisa menyebut Hamas teroris. Serbuan Hamas atas Israel adalah akibat penyerangan pendudukan Israel yang terus menerus terhadap Masjid Al-Aqsa, aneksasi atas tanah warga Palestina. Ini gambaran umumnya,” lanjut dia seperti dikutip pada Senin (9/10/2023).

Wakil Ketua Umum Gerindra tersebut menyebutkan contoh kejahatan Israel sepanjang tahun 2023. 

Menurut PBB sejak awal 2023 Israel telah membunuh hampir 300 warga Palestina di Tepi Barat.

Demikian juga provokasi penyerbuan sekitar 4.000 pemukim Israel terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa sepanjang Juni lalu. 

Namun sayangnya, dunia internasional tak melakukan langkah konkret apapun, termasuk PBB.

Karena itu diperlukan upaya dari semua pihak terutama PBB untuk meredakan kekerasan yang dapat menimbulkan korban sipil di kedua pihak. 

“Ini momentum bagi PBB untuk melihat apakah sudah secara adil dalam menangani konflik Palestina Israel. Ini momentum bagi bangsa Palestina untuk bersatu. Ini juga membuktikan bahwa normalisasi dengan Israel ternyata tidak meredakan kekerasan-kekerasan yang dilakukan Israel. Ini momentum bagi kita semua untuk melihat akar masalah konflik tersebut yaitu penjajahan dan kekerasan Israel serta lemahnya penegakkan hukum internasional di sana. Yang paling mendesak adalah ini momentum mencabut isolasi dan blokade Jalur Gaza yang sudah berlangsung sejak 2006,” terangnya.

Fadli Zon yang juga menjabat Wakil Presiden the League of Parliamentarians for Al Quds (Liga Parlemen Dunia untuk Palestina) pun menyayangkan respon beberapa negara Barat yang cenderung berpihak ke Israel.

Baca juga: Alasan Hamas Palestina Lancarkan Serangan Mendadak ke Israel

 
“Respon yang ditunjukkan beberapa negara besar seperti AS dan Inggris sangat pro Israel. Ini tentu saja tak akan menyelesaikan akar masalah. Jika ingin menurunkan tensi konflik di sana, negara-negara besar harus bersikap adil dan netral,” tutur dia.
 
Pada sisi lain, Fadli Zon menyampaikan bahwa DPR selalu menyuarakan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina di berbagai forum parlemen.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini