TRIBUNNEWS.COM - Berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-601.
Dimulai, Rusia menguji pertahanan di sektor Kupiansk-Lyman saat serangan Avdiivka berkurang.
Upaya pasukan Rusia untuk menyerbu kota penting di Ukraina Timur.
Ukraina mengatakan Moskow bergantung dengan Tiongkok untuk drone.
Terakhir ada kabar Presiden Rusia, Vladimir Putin akan bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping.
Selengkapnya, berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-601, dikutip dari TheGuardian, Selasa (17/10/2023):
Baca juga: Perwira Tinggi Ukraina Sebut Serangan Terbesar Rusia di Avdiivka Gagal
- Rusia berharap dapat menembus pertahanan Ukraina di sektor Kupiansk-Lyman
Komandan pasukan darat Ukraina mengatakan Rusia berusaha menembus pertahanan Ukraina di sektor tersebut.
Dalam rekaman video, terlihat Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi mengatakan kepada tentara bahwa situasi di garis depan timur laut telah meningkat secara signifikan.
Ia juga mengatakan militer Rusia menginginkan balas dendam dengan merebut kembali wilayah yang pernah didudukinya.
- Upaya Rusia tampak berkurang dalam menyerbu kota penting di Ukraina Timur
Pejabat Kyiv mengatakan upaya pasukan Rusia selama berhari-hari untuk menyerbu kota penting yang strategis di Ukraina timur tampaknya berkurang.
Staf umum Ukraina mengatakan pasukan Ukraina berhasil menghalau 15 serangan Rusia dari empat arah di Avdiivka selama 24 jam sebelumnya.
- Drone Rusia sebagian besar bersumber dari Tiongkok dan Moskow
Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov mengatakan drone yang dimiliki Rusia sebagain besar bersumber dari Tiongkok dan Moskow.
Semua drone tersebut menghabiskan lebih dari 618 juta dolar atau sekitar Rp 9,7 T untuk proyek nasional baru.
Ia juga mengatakan seluruh drone pada tahun 2025 harus memiliki label 'Made In Russia'.
“Tugasnya adalah 41 persen dari seluruh drone pada tahun 2025 harus memiliki label 'Made in Russia'. Saat ini, drone sebagian besar berasal dari Republik Rakyat Tiongkok.”
- Validimir Putin dan Xi Jinping akan bertemu pada Rabu, 18 Oktober 2023
Ini akan menjadi perjalanan pertama presiden Rusia ke luar negara bekas Uni Soviet sejak pengadilan pidana internasional mengeluarkan surat perintah untuknya pada bulan Maret atas deportasi anak-anak dari Ukraina.
Sementara pada hari Senin, Diplomat utama Rusia, Sergei Lavrov telah tiba di Beijing.
- Ukraina telah menyerukan agar Rusia dikeluarkan dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE)
Selain itu Ukraina juga memperingatkan organisasi tersebut akan menghadapi kematian yang lambat apabila Moskow masih menjadi anggotanya.
Awal mula OSCE didirikan karena untuk meredakan ketegangan antara timur dan barat selama perang dingin, dan membantu anggotanya berkoordinasi dalam isu-isu seperti hak asasi manusia dan pengendalian senjata.
- Menurut perkiranan Moskow, akan ada banyak tekanan diplomatik dari OCSE
Kepala diplomat Makedonia Utara mengatakan akan ada lebih banyak tekanan diplomatik dari OSCE.
Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Ukraina, Bujar Osmani mendesak Rusia untuk menghentikan serangannya terhadap Ukraina dan menarik pasukannya.
- AS dan Eropa akan memprioritaskan dukungan untuk Ukraina
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan dukungan untuk Ukraina tetap menjadi prioritas utama bagi AS dan Eropa.
Ia juga menegaskan akan kembali pada komitmen pemerintahan Biden untuk mendukung Kyiv.
Joe Biden akan mengajukan permintaan dana tambahan untuk Ukraina dan Israel setelah Dewan Perwakilan Rakyat kembali berfungsi.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Perang Rusia vs Ukraina