TRIBUNNEWS.COM - Palang Merah International (ICRC) mengatakan kondisi rumah sakit di Gaza saat ini kacau akibat blokade total hingga kekurangan bahan bakar.
Para ahli dari ICRC datang berkunjung ke dua rumah sakit di Gaza, RS Al-Quds dan Al-Shifa pada hari Selasa (24/10/2023).
Kepala misi ICRC di Gaza, William Schomburg mengatakan kedua rumah sakit tersebut kehabisan bahan bakar dan pasokan medis.
Kondisi yang sulit ini membuat para tenaga medis di rumah sakit tersebut khawatir.
Mereka harus bekerja sepanjang waktu hingga tidak dapat pulang ke rumah masing-masing.
“Ada pekerja rumah sakit yang secara pribadi terkena dampak konflik dan banyak dari mereka yang bekerja sepanjang waktu," jelasnya.
Baca juga: Kisah Para Ibu Hamil di Gaza: Kebingungan Bagaimana Nanti Melahirkan di Tengah Bombardir Israel
"Sejujurnya, mereka tidak bisa pulang ke rumah selama beberapa hari, bekerja dalam kondisi yang paling sulit dan paling tidak terbayangkan, di tengah kekacauan total,” kata Schomburg, dikutip dari The Guardian.
Schomburg juga menyaksikan langsung kondisi para korban akibat serangan.
Para koban terdiri dari anak-anak dan perempuan.
“Kami melihat orang-orang dengan luka bakar parah, anak-anak yang kehilangan nyawa, sejumlah besar perempuan, orang lanjut usia, dan penyandang disabilitas," tambahnya.
Schomburg mengatakan kedua rumah sakit ini tidak hanya digunakan untuk merawat para korban, namun juga dijadikan tempat pengungsian.
Saat berkunjung di rumah sakit Al-Quds, Schomburg melihat langsung terjadinya serangan.
“Selama kunjungan kami ke rumah sakit al-Quds terjadi serangan udara besar-besaran di sekitar kami dan seluruh rumah sakit berguncang,” kata Schomburg.
Baca juga: Terowongan Hamas Punya Kedalaman Puluhan Meter, Israel Mau Rendam Satu Gaza Jadi Danau
Menurutnya, rumah sakit saat ini bukan kondisi yang aman untuk berlindung dari serangan.
“Rumah sakit seharusnya menjadi tempat perlindungan bagi yang terluka dan sakit, dan saat ini rumah sakit adalah tempat yang tidak memberikan perlindungan bagi orang-orang yang berada di dalamnya," katanya.
Setelah kunjungan, ICRC sangat khawatir karena langkanya bahan bakar untuk generator yang menggerakkan peralatan medis yang menyelamatkan jiwa dan menyalakan lampu.
Gaza juga mengalami kekurangan air yang menyebabkan resiko wabah kolera dan penyakit menular lainnya meningkat.
Mengetahui kondisi rumah sakit di Gaza, Schomburg menegaskan untuk segera menyalurkan bantuan bahan bakar dan bantuan lainnya.
“Terlepas dari situasi politik yang ada, ada kenyataan mendasar bahwa pasokan bahan bakar terbatas, dan kapasitas penyimpanan di Jalur Gaza sangat terbatas, salah satu wilayah terpadat di dunia,” jelasnya.
Sementara itu, PBB mengatakan mereka harus menghentikan operasinya karena tidak adanya pasokan bahan bakar baru.
Kemudian beberapa rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Gaza sudah berhenti berfungsi.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel