News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Putin: Negara Barat Pakai Agama dan Rasisme untuk Kacaukan Perdamaian Dunia

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto ini didistribusikan oleh badan milik negara Rusia Sputnik ini menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang mengawasi latihan kekuatan dan peralatan komponen darat, laut, dan udara pasukan penangkal nuklir melalui tautan video di Moskow pada 25 Oktober 2023.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan negara-negara Barat mengobarkan kebencian dan intoleransi agama untuk merusak kedamaian dunia.

Berbicara di hadapan para pemimpin komunitas agama Rusia di Kremlin, Putin memperingatkan Islamofobia, anti-Semitisme dan Russofobia digunakan sebagai senjata melawan dunia multipolar.

Ia mengawali pidatonya dengan membahas situasi perang Hamas Palestina dan Israel di Gaza.

"Kita semua mengikuti dengan penuh kekhawatiran, dengan rasa sakit di hati kita, situasi tragis di Tanah Suci, yang memiliki makna sakral bagi umat Kristiani, Muslim, Yahudi," kata Putin di Kremlin, Rabu (25/10/2023), dikutip dari laman resmi kremlin.ru.

Menurut Putin, ada kekuatan-kekuatan yang mengobarkan, memprovokasi nasionalisme dan intoleransi agama untuk mengejar permusuhan dengan Rusia.

Menurutnya, itu adalah langkah untuk mempertahankan tatanan dunia yang mengarah pada kolonialisme dan dominasi.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-610: 2.500 Tentara Rusia Tewas dalam 6 Hari di Avdiivka

“Barat melihat bagaimana proses pembentukan tatanan dunia multipolar mendapatkan momentumnya dan untuk menghambat perkembangan negara-negara yang merdeka dan berdaulat, serta memecah belah mayoritas dunia, mereka menggunakan cara yang sama,” kata Putin.

Presiden Rusia itu lalu memberikan contoh ketika negara Barat menutup mata pada vandalisme terhadap Islam, termasuk pembakaran Al Quran, dan mendukung veteran Nazi.

“Di Eropa, mereka menutup mata terhadap penistaan ​​dan vandalisme terhadap tempat-tempat suci umat Islam. Di sejumlah negara, penjahat Nazi dan anti-Semit, yang berlumuran darah korban Holocaust, secara terbuka diagungkan di tingkat resmi," kata Putin.

Putin juga memberikan contoh yang terjadi di Ukraina.

"Di Ukraina, mereka bergerak ke arah pelarangan Gereja Ortodoks kanonik dan memperdalam perpecahan gereja,” tambah Presiden Rusia itu.

Warga Palestina mengangkut jenazah korban dari reruntuhan setelah serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 23 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Hamas Palestina. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) (AFP/MOHAMMED ABED)

Baca juga: 20 Truk Bantuan ke Gaza Hanya Setetes Air di Lautan, PBB Kritik Perang Israel-Hamas

Menurut Putin, tujuan dari semua itu adalah untuk meningkatkan ketidakstabilan di dunia, memecah belah budaya, masyarakat, agama di dunia, dan memprovokasi konflik peradaban.

Ia menjelaskan, semua itu dilakukan untuk mempertahankan tatanan dunia yang berpusat pada negara-negara tertentu saja.

“Sementara itu, mereka berbicara tentang semacam tatanan dunia baru, yang esensinya tidak berubah: standar ganda, klaim eksklusivitas, dominasi global, hingga pelestarian sistem yang pada dasarnya neokolonial,” lanjutnya.

Seorang kerabat berduka atas jenazah anggota keluarga Abu Morad yang meninggal menyusul serangan Israel sebelumnya, saat pemakaman mereka di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 24 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (Photo by Mahmud HAMS / AFP) (AFP/MAHMUD HAMS)

Baca juga: Pemerintah Indonesia Serukan Gencatan Senjata Perang Israel-Palestina di Gaza

Dalam pertemuan itu, Putin juga mengucapkan belasungkawa kepada semua warga Israel yang kehilangan anggota keluarganya akibat serangan militan Palestina, Hamas, pada Sabtu (7/10/2023).

Namun, Putin memperingatkan, orang yang tidak bersalah di Gaza seharusnya tidak ikut 'dihukum'.

“Orang yang tidak bersalah tidak boleh dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan oleh orang lain,” kata Putin.

Menurut Putin, serangan balasan Israel juga tidak dapat dilakukan berdasarkan prinsip tanggung jawab kolektif yang terkenal buruk karena ribuan orang tewas.

Pemimpin Komunitas Agama di Rusia Dorong Perdamaian di Gaza

Patriark Ortodoks Rusia Kirill bertemu dengan Kardinal Matteo Zuppi dari Italia, utusan perdamaian Paus Fransiskus untuk Ukraina, di Moskow pada 29 Juni 2023. (Oleg VAROV / Patriarkat Moskow / AFP)

T. Tadzhuddin, syekh Islam di Rusia yang juga hadir dalam pertemuan itu, mengutarakan pendapatnya di hadapan Putin dan pemimpin agama lainnya untuk mendorong solusi dua negara.

"Tidak diragukan lagi, inti dari konflik ini terletak pada ketidakadilan terhadap rakyat Palestina, yang sudah berlangsung lebih dari 70 tahun, di mana resolusi PBB mengenai pembentukan dua negara -Israel dan Palestina- yang tidak dilaksanakan," kata T. Tadzhuddin.

Ia menyoroti beberapa negara tidak berkontribusi dalam penyelesaikan konflik secara adil, namun malah mendorong adanya kekerasan dan standar ganda.

Sementara itu, uskup Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill mengatakan konflik di Tanah Suci tidak boleh mempengaruhi hubungan antar umat beragama.

"Tanah Suci adalah harta kita bersama, spiritual, budaya, sejarah. Oleh karena itu, perdamaian di Tanah Suci menjadi tanggung jawab dan perhatian kita bersama," katanya, dikutip dari RT.

Gambar yang diambil dari kota Sderot di Israel selatan pada tanggal 23 Oktober 2023, menunjukkan asap dan puing-puing membubung di Jalur Gaza utara setelah serangan Israel, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (AFP/JACK GUEZ)

Konflik terbaru Hamas Palestina dan Israel terjadi setelah Hamas menyerang wilayah Israel dengan menerobos perbatasan di Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas menculik kurang lebih 200 warga Israel dan meluncurkan roket yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.

Israel segera membalas serangan itu dengan membombardir Gaza, yang merupakan basis Hamas.

Hingga Rabu (25/10/2023), lebih dari 6.546 orang terbunuh di Palestina, termasuk 2.704 anak-anak, 1.584 perempuan, dan 364 orang lanjut usia.

Selain itu, lebih dari 17.439 orang terluka di Palestina.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini