News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Komentari AS yang Ingin Bentuk Pemerintahan di Jalur Gaza jika Israel Menang

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(FILE) - Pejuang dari Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas Palestina, mengambil bagian dalam pertunjukan militer menjelang peringatan 30 tahun berdirinya gerakan tersebut di kota Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 5 Desember 2017. -- Hamas komentari AS soal rencana pembentukan pemerintahan di Gaza.

TRIBUNNEWS.COM - Hamas membalas komentar Amerika Serikat (AS) mengenai masa depan Jalur Gaza jika Hamas kalah dalam perang.

Menurutnya, itu adalah gagasan yang tidak sopan dan tidak dapat diterima.

"Rakyat Palestina yang merdeka tidak dapat menerima perwalian dalam bentuk apa pun," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, Kamis (2/11/2023).

“Kami dengan jelas mengumumkan segala upaya terang-terangan AS untuk melakukan intervensi dan memaksakan realitas baru di Jalur Gaza akan ditolak sepenuhnya," katanya.

Hamas mengatakan rakyat Palestina akan menggunakan kekuatannya untuk mempertahankan diri dari pemerintahan boneka AS.

"Rakyat Palestina akan menghadapi dan menolaknya dengan segala cara yang mungkin, termasuk penggunaan kekuatan,” tambah pernyataan itu, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Korban Tewas dalam Perang Israel-Hamas Kini Capai 9.061 Orang

“Hanya rakyat Palestina yang berhak mengatur rumahnya dan tidak ada seorang pun yang berhak menentukan nasib, masa depan, dan kepentingannya," lanjutnya.

Hamas bertekad mendirikan Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

"Rakyat kami akan melanjutkan perjuangan mereka sampai mereka memulihkan hak-hak mereka yang tidak dapat dicabut dan mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” katanya.

AS Berencana Bentuk Pemerintahan Gantikan Hamas di Jalur Gaza

Presiden AS Joe Biden berpidato di depan bangsa mengenai konflik antara Israel dan Gaza dan invasi Rusia ke Ukraina dari Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, pada 19 Oktober 2023 (JONATHAN ERNST / POOL / AFP)

Baca juga: Joe Biden Serukan Jeda Perang Gaza setelah Diprotes Pemimpin Yahudi AS

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan AS dan negara-negara lain sedang mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk masa depan Jalur Gaza jika Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, digulingkan.

Rencana itu dibahas oleh AS dalam rapat Komite Alokasi Senat karena pemerintahan di Jalur Gaza akan kosong jika Hamas kalah dan Israel mengatakan tidak ingin menguasainya.

"Di antara kedua posisi tersebut terdapat berbagai kemungkinan permutasi yang sedang kami amati dengan cermat saat ini, seperti halnya negara-negara lain,” kata Antony Blinken, dikutip dari Reuters.

Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor pers Otoritas Palestina (PPO) menunjukkan Presiden Palestina Mahmud Abbas (kanan) menyambut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, pada 31 Januari 2023. (Thaer GHANAIM / PPO / AFP)

Baca juga: Demonstran Sela Ucapan Anthony Blinken di Sidang Senat AS, Tolak Danai Israel

Ia mengusulkan kemungkinan perombakan Otoritas Palestina (PLO) yang memerintah di Tepi Barat, juga dapat berkuasa di Jalur Gaza menggantikan Hamas.

"Apa yang paling masuk akal pada suatu saat adalah Otoritas Palestina yang efektif dan direvitalisasi untuk memiliki pemerintahan atas Gaza," kata Antony Blinken.

Meski demikian, ia khawatir rencana itu akan sulit dicapai.

"Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah hal tersebut dapat dicapai," lanjutnya.

Ia lalu memberikan opsi lain dengan melibatkan badan internasional untuk membentuk pemerintahan di Jalur Gaza jika Hamas kalah dalam perangnya melawan Israel.

“Dan jika Anda tidak bisa, maka ada pengaturan sementara lainnya yang mungkin melibatkan sejumlah negara lain di kawasan. Ini mungkin melibatkan badan-badan internasional yang akan membantu menyediakan keamanan dan pemerintahan,” kata Antony Blinken.

Hamas Palestina vs Israel

Seorang pria bereaksi sambil menggendong jenazah ibunya yang terbungkus selimut di tengah reruntuhan bangunan yang hancur dalam serangan Israel di kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza tengah pada 2 November 2023, saat pertempuran antara Israel dan gerakan Hamas Palestina melanjutkan. (MAHMUD HAMS / AFP)

Perang terbaru antara Hamas Palestina dan Israel terjadi setelah militan Hamas Palestina menyerang Israel melalui perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Serangan itu adalah tanggapan terhadap kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini.

Hamas menculik kurang lebih 200 warga Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan 1.538 warga Israel.

Sementara itu, lebih dari 9.061 warga Palestina meninggal dunia, termasuk 3.760 anak-anak dan 2.326 perempuan dalam serangan balasan Israel di Gaza hingga Kamis (2/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini