TRIBUNNEWS.COM - Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah kehilangan 302.420 tentara sejak invasi skala penuh pada 24 Februari 2022 lalu.
Dilansir Kyiv Independent, jumlah ini termasuk 930 korban yang diderita pasukan Rusia dalam satu hari terakhir.
Menurut laporan tersebut, Rusia juga kehilangan sejumlah senjata berat.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-617: Korea Utara Kirim 1 Juta Peluru Artileri ke Moskow
Ini daftarnya:
- 5.241 tank
- 9.877 kendaraan tempur lapis baja
- 9.658 kendaraan dan tangki bahan bakar
- 7.292 sistem artileri
- 850 sistem peluncuran roket ganda
- 566 sistem pertahanan udara
- 322 pesawat terbang
- 324 helikopter
- 5.488 drone
- 20 kapal dan perahu
- satu kapal selam
Selain itu, Rusia dilaporkan telah menembaki lebih dari 100 pemukiman dalam 24 jam terakhir.
Dalam pernyataan di media sosial, Menteri Dalam Negeri Ukraina, Igor Klymenko, mengatakan Rusia telah melancarkan jutaan serangan ke kota-kota di wilayah timur negara itu.
“Selama 24 jam terakhir, musuh menembaki 118 pemukiman di 10 wilayah,” kata Igor Klymenko pada Rabu (1/11/2023).
“Ini adalah jumlah kota dan desa tertinggi yang diserang sejak awal tahun ini,” katanya, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Ukraina: Perang Lawan Rusia Temui Jalan Buntu, Pertahanan Musuh Lebih Unggul
Gelombang serangan yang dilakukan Rusia membuat beberapa kota dan desa menjadi puing-puing.
Dikutip The Guardian, menurut militer Ukraina, lebih dari 260 warga sipil tewas di Ukraina setelah menginjak ranjau atau bahan peledak lainnya selama perang 20 bulan dengan Rusia.
Rusia Jatuhkan Drone Ukraina di Laut Hitam
Menurut laporan Kementerian Pertahanan Rusia, Moskow mengklaim telah menjatuhkan enam drone Ukraina di Laut Hitam dan menduduki Krimea pada Kamis (2/11/2023) pagi.
"Satu kendaraan udara tak berawak dilaporkan ditembak jatuh oleh pertahanan udara di atas Laut Hitam, lima lainnya dicegat di wilayah semenanjung pendudukan," kata Kremlin.
Kyiv Independent tidak dapat memverifikasi informasi tersebut.
Peringatan serangan udara diumumkan di kota Sevastopol di Krimea pada 1 November di tengah penutupan lalu lintas di Jembatan Krimea.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)