Harish Chandra Sharma, Asisten Kepala Distrik Jajarkot, mengatakan:
“Kami telah bekerja tanpa henti selama tiga hari."
"Segalanya sulit, namun upaya penyelamatan dan bantuan kali ini lebih terkoordinasi.”
“Kami berharap akan ada lebih sedikit orang di kamp bantuan hari ini, namun gempa bumi baru pada hari Senin telah mengubah hal tersebut,” kata Sharma kepada The Indian Express.
Baca juga: Korban Tewas Akibat Gempa di Nepal jadi 137 Orang, Tim Penyelamat Alami Kendala Evakuasi
Seorang pejabat di Jajarkot mengatakan sejauh ini, 5.900 selimut dan 7.052 tenda telah diterima dari berbagai organisasi.
Distrik Jajarkot, yang dianggap paling terbelakang secara ekonomi di Nepal, memiliki hubungan dekat dengan India.
Banyak keluarga di Jajarkot yang mengirim anggota laki-lakinya ke kota-kota di India untuk bekerja sebagai buruh upahan harian.
Banyak dari mereka telah kembali ke rumah setelah mendengar berita tentang gempa yang terjadi pada hari Jumat.
Nara Bahadur Karki (50), yang gagal mengikuti pemilu 2022 untuk kursi Jajarkot di Majelis Rendah Parlemen Nepal, mengatakan distrik tersebut dikenal sebagai “kesedihan Nepal”.
“Selain menjadi wilayah paling terbelakang di Nepal, Jajarkot juga sering dilanda gempa bumi, epidemi, tanah longsor, dan kecelakaan lalu lintas."
"Masyarakat di distrik ini sangat menderita, dan gempa bumi yang terjadi pada hari Senin telah meninggalkan beberapa luka di setiap rumah, baik secara fisik maupun mental,” kata Karki, yang tiba di Jajarkot pada hari Senin dari Kathmandu.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)