TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel mengumumkan telah menangkap aktivis Palestina, Ahed Tamimi (22) dalam penggerebekan di Tepi Barat yang diduduki.
"Ahed Tamimi ditangkap karena dicurigai menghasut kekerasan dan kegiatan teroris di kota Nabi Saleh," kata seorang juru bicara militer Israel, dilansir France24 Arab.
"Tamimi dibawa ke Pasukan Keamanan Israel untuk diinterogasi lebih lanjut," tambahnya.
Beberapa hari lalu, pihak berwenang Israel juga menangkap ayah Tamimi dari rumahnya.
Keluarga Tamimi, baik ayahnya, ibu, maupun saudara kandung telah beberapa kali ditangkap dan dilukai oleh pasukan Israel.
Bahkan sejak kecil, Tamimi telah tiga kali terluka akibat peluru juga mengalami patah tulang di tangannya,
Baca juga: Israel Tangkap Ahed Tamimi, Aktivis Palestina yang Protes di Tepi Barat
Ahed Tamimi menjadi terkenal ketika divideokan menampar seorang tentara Israel yang hendak menangkap adik laki-lakinya.
Peristiwa itu terjadi saat Tamimi berumur 14 tahun.
Gambar raksasa dirinya juga tergambar di tembok pemisah Israel di Tepi Barat yang diduduki, di Betlehem.
Sejak itu, Ahed Tamimi menjadi simbol perlawanan Palestina.
Warga Palestina menganggapnya sebagai contoh keberanian dalam menghadapi penindasan Israel di wilayah pendudukan Palestina.
Dilansir Anadolu Agency Arab, sejak awal perang yang dilancarkan Israel di Gaza pada tanggal 7 Oktober, setelah serangan Hamas di Israel, pasukan keamanan Israel telah melakukan penggerebekan besar-besaran di mana
Baca juga: Pasukan Israel Kepung Kota Gaza, Tidak Ada Rencana untuk Gencatan Senjata
Mereka menangkap warga Palestina yang dicurigai melakukan tindakan kekerasan, penghasutan kekerasan, atau anggota Hamas.
Di sisi lain, 150 warga Palestina tewas di Tepi Barat akibat tembakan tentara atau pemukim Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Kelompok advokasi Muslim AS mendesak Biden untuk menekan Israel agar membebaskan Ahed Tamimi
Dikutip Al Jazeera, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) meminta Washington untuk menekan pemerintah Israel agar membebaskan aktivis terkemuka Palestina berusia 22 tahun tersebut .
"Jika tokoh-tokoh terkemuka Palestina seperti Ahed Tamimi dan ayahnya tidak aman dari meningkatnya serangan pemerintah Israel di Tepi Barat, maka tidak ada warga Palestina yang aman," kata Wakil Direktur CAIR, Edward Ahmed Mitchell, dalam sebuah pernyataan.
"Pemerintahan (Presiden AS, Joe) Biden harus menyerukan pembebasan segera Ahed Tamimi dan menuntut diakhirinya peningkatan serangan pemerintah Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat," imbuhnya.
Berbagai wilayah di Tepi Barat dan Yerusalem menyaksikan penggerebekan dan penyerbuan setiap hari ke desa-desa dan kota-kota oleh tentara Israel.
Penggerebekan itu disertai dengan konfrontasi, penangkapan, dan penembakan peluru tajam dan peluru karet serta bom gas air mata beracun terhadap pemuda Palestina.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)