TRIBUNNEWS.COM - Pemukim Israel di Tepi Barat meningkatkan serangan dan teror terhadap warga Palestina, sejak memanasnya pertempuran militan Hamas Palestina dan Israel pada Sabtu (7/10/2023).
Pemukim Israel adalah warga negara Israel yang tinggal di tanah pribadi warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki Israel.
Sejak terjadi pertempuran terbaru Hamas dan Israel di Gaza, kekerasan meluas di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.
Kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel telah mengusir 828 warga Palestina dari 15 komunitas di Area C, Tepi Barat.
Pemukim Israel bersenjata menggunakan teror terhadap warga Palestina di Tepi Barat dengan memasuki desa mereka, menghancurkan properti, melakukan serangan fisik dan ancaman.
Baca juga: Aksi Bela Palestina di Monas Gaungkan Boikot Produk Perusahaan Multinasional yang Pro-Israel
Hanya beberapa hari setelah serangan Hamas di Israel pada Sabtu (7/10/2023), seorang pemukim Israel di desa Masafer, Tepi Barat, menembak warga Palestina Zakirah Adra yang tidak bersenjata.
“Apa yang sebenarnya terjadi di sini adalah mereka mengambil keuntungan dari perang,” kata Basel Adra, jurnalis Palestina yang merupakan sepupu Zakirah Adra, Senin (6/11/2023), dikutip dari CBC.
Pemukim Israel dan IDF Usir Warga Palestina di Tepi Barat
Baca juga: Israel Tuding RS Indonesia di Gaza Jadi Markas Hamas: Lokasi Pusat Komando dan Pasok Solar
Kasus lainnya datang dari Issa Amro, seorang aktivis HAM Palestina di kota Hebron, Tepi Barat.
Issa Amro mengatakan, ia ditahan oleh pemukim Israel yang berpakaian seperti tentara Israel bersama tentara itu sendiri dan ditahan selama 10 jam.
"Mereka terus memukuli saya, menendang saya, meludahi saya, mengancam akan menembak," kata Issa Amro kepada CBC pada Senin (6/11/2023).
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga mengusir Issa Amro dari rumahnya.
Menurutnya, ketika dunia fokus pada pertempuran Israel di Gaza, IDF dan pemukim Israel memanfaatkan kondisi ini untuk memperluas wilayah mereka di Tepi Barat.
"Inilah yang terjadi sekarang di Tepi Barat, militer Israel menggunakan kesempatan besar ini untuk menyingkirkan musuh-musuh mereka, termasuk saya," kata Issa Amro, seorang kritikus vokal kebijakan Israel terhadap Palestina.