Berdalih Beli Senjata, Negara Ini Setor Rp 5,3 T ke Israel, Citra Sempurna Iron Dome Cacat oleh Hamas
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah bombardemen Gaza dan perang melawan Hamas yang menguras duit negara, Israel mengumumkan dana segar dari penjualan senjata.
Pada Minggu (12/11/2023), Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan penjualan sistem pertahanan udara, rudal David's Sling.
Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel, Jenderal (Pur) Eyal Zamir menyebut, negara yang membeli rudal David's Sling tersebut adalah Finlandia.
Baca juga: Tentara Bayaran Gabung Tentara Israel Perang Lawan Hamas di Gaza, Dibayar Rp 65 Juta Per Minggu
Perjanjian penjualan rudal David's Sling ke Finlandia bernilai sekitar 317 juta euro atau setara Rp 5,3 Triliun.
"Ini adalah salah satu sistem terkemuka di dunia untuk mencegat ancaman tingkat lanjut termasuk rudal balistik, rudal jelajah, pesawat dan drone," kata kementerian pertahanan Israel di twitter.
Penjualan rudal sistem pertahanan udara ini dilaporkan memerlukan izin ekspor Amerika Serikat (AS) karena merupakan produk hasil pengembangan bersama Israel dan AS.
Disebutkan, Kementerian Pertahanan Finlandia sudah mengajukan proposal pembelian sistem rudal David's Sling pada April silam, berbulan-bulan sebelum serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023.
Adapun Kementerian Pertahanan Israel sebelumnya belum pernah mengekspor sistem persenjataan ini ke luar negeri.
Persetujuan AS atas ekspor sistem rudal David's Sling ini belakangan muncul saat Israel membombardir Gaza dengan tujuan memberangus Hamas yang sudah berlangsung lebih dari satu bulan.
Beberapa pengamat militer internasional menilai penjualan senjata ini merupakan 'dalih formal' untuk memberi bantuan ke Israel dalam menghadapi perang di Gaza.
Baca juga: Eks-Analis Militer AS: Israel Mustahil Musnahkan Hamas, Tentara IDF Cuma Bocah, Terowongan 3 Tingkat
Citra Sempurna Iron Dome Cacat oleh Hamas dan Hizbullah
Analisis soal 'dalih formal' ini merujuk pada citra sempurna sistem pertahanan udara Israel yang sudah dicoreng oleh milisi perlawanan Palestina, Hamas dan milisi perlawanan Lebanon, HIzbullah.
Untuk diketahui, rudal David's Sling merupakan bagian dari jaringan pertahanan aktif empat lapis Israel yang terkenal, Iron Dome (Kubah Besi).
Selain sistem rudal David's Sling, Iron Dome juga terdiri dari sistem rudal Stunner serta sistem rudal Arrow 2 dan Arrow 3. Keempatnya, punya karakteristik, fungsi, dan tugas berbeda dalam meng-intercept serangan udara yang mengarah ke Israel.
Faktanya, diklaim memiliki sistem deteksi canggih dan tingkat akurasi hingga lebih dari 90 persen, roket-roket Hamas pada 7 Oktober serta belakangan rudal-rudal Hizbullah, mampu menjamah wilayah perkotaan sentral Israel.
Selain dua pasukan perlawanan di atas, Israel juga menghadapi serangan-serangan dari milisi proksi yang berasal dari Suriah dan Yaman.
Baca juga: Alarm Meraung-raung di Kota Eliat, Drone Tempur Yaman Capai Israel Selatan
Dengan citra yang sudah tercoreng, Iron Dome dianggap bukan lagi produk seksi yang menjadi dambaan banyak negara.
Dmitry Drozdenko, seorang analis militer dan pemimpin redaksi Fatherland Arsenal Portal internet, menjelaskan sejumlah hal yang membuat Iron Dome sejatinya bukan untuk jualan saat ini.
“Nah, apa yang bisa dijual Israel sekarang jika pertahanan udaranya kewalahan? Amerika membuat roket untuk sistem [pertahanan rudal] Israel. Mereka tidak punya cukup roket untuk diri mereka sendiri,” kata dia kepada Sputnik, merujuk pada konflik Palestina-Israel yang sedang berlangsung.
Baca juga: PM Yordania: Pengusiran Warga Palestina dari Gaza Kami Anggap Sebagai Deklarasi Perang
Keok oleh Roket Primitif
Para pengamat militer internasional juga secara sinis menanggapi pers Yahudi dan Barat yang menggembar-gemborkan persenjataan Israel.
Mereka justru memberi perhatian pada ketergantungan Tel Aviv yang kuat pada kompleks industri militer AS.
AS diketahui sangat berpartisipasi dalam pengembangan beberapa senjata Israel atau mengirimkan produk jadi rudal pertahanan udara yang sangat dibutuhkan negara-negara Timur Tengah.
Yury Knutov, seorang sejarawan militer dan analis politik internasional berpendapat kalau konflik Israel-Palestina bukanlah 'iklan' yang bagus untuk sistem pertahanan udara dan rudal Tel Aviv.
Hal ini menjelaskan motif Finlandia menyetujui pembelian sistem rudal David Sling's dari Israel di tengah 'demo' produk yang cenderung menunjukkan ketidakberhasilan mengangkal serangan.
Meskipun memberikan pujian kepada pembuat senjata Israel, Knutov menjabarkan, kenyataannya adalah bahwa Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ) dan jihadis Palestina lainnya berhasil melumpuhkan pertahanan udara Israel dan menimbulkan kerusakan serius pada negara tersebut dengan menggunakan sistem yang relatif tidak canggih dan dibuat sendiri.
Seperti diketahui, kelompok milisi perlawanan menembakkan lebih dari 6.000 roket sekaligus dalam serangan terburuk yang pernah diderita Israel pada 7 Oktober.
Hal yang menarik, Knutov menyebut ribuan roket yang ditembakkan milisi perlawanan itu adalah persenjataan primitif.
“Serangan besar-besaran bahkan oleh rudal primitif dari berbagai sistem peluncuran roket menunjukkan bahwa kompleks Iron Dome tidak dapat mengatasi tugas yang diberikan padanya,” kata Knutov.
“Mereka berhasil ditembus, dan serangannya cukup masif, menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap Israel. Artinya, mereka menangani ancaman tunggal dengan baik dan juga dapat mengatasi sejumlah kecil target, namun secara keseluruhan mereka gagal memenuhi tugasnya,” kata dia.
Terlebih lagi, ini bukan pertama kalinya Hamas berhasil menembus pertahanan udara Israel, Drozdenko mencatat dan mengakui bahwa tidak ada perisai udara yang 100 persen tidak terkalahkan.
“Bahkan sebelum konflik ini, Hamas telah mengalahkan sistem pertahanan udara Israel setidaknya dua atau tiga kali,” kata Drozdenko.
"Artinya, Israel mampu menangkis serangan tertentu, katakanlah begitu, namun tidak ada hal luar biasa yang dapat menjadikan sistem pertahanan udara Israel menjadi yang terbaik di planet ini, karena sistem seperti itu tidak ada. Jika kita berbicara tentang periklanan, maka perang tidak selalu merupakan periklanan yang baik (untuk jualan senjata),” kata dia.
Cawe-Cawe AS
Sistem pertahanan rudal David's Sling dikembangkan bersama oleh Organisasi Pertahanan Rudal Israel dan Badan Pertahanan Rudal AS (MDA) pada tahun 2009.
Sistem Pertahanan Lanjutan Rafael Israel adalah kontraktor utama untuk proyek tersebut.
Sistem ini akhirnya diadopsi oleh tentara Israel pada tahun 2017. Sistem ini dirancang untuk mencegat target udara canggih, termasuk rudal balistik, pesawat terbang, drone, dan rudal jelajah.
Sistem ini menggabungkan teknologi radar, komando dan kendali, dan pencegat canggih untuk memberikan pertahanan komprehensif terhadap berbagai ancaman udara.
Disebut canggih karena diklaim bisa membedakan mana rudal lawan yang mengarah ke permukiman dan yang tidak.
Disebutkan, Iron Dome secara sistem, akan membiarkan rudal lawan menghantam tanah di area yang tidak berpenghuni.
(oln/sptnk/*)