TRIBUNNEWS.COM - Anggota senior Hamas, yang merupakan Ahli Biro Politik Hamas, Izzat al-Rishq mengatakan kepada Al Jazeera bahwa rincian perjanjian gencatan senjata akan terungkap dalam beberapa jam mendatang.
Pejabat Hamas mengatakan negosiasi terus berlanjut mengenai:
1. Jumlah hari untuk potensi gencatan senjata sementara
2. Pengaturan masuknya bantuan ke Gaza
3. Kesepakatan pertukaran tawanan yang ditahan di Gaza dengan imbalan tahanan Palestina
Baca juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Klaim Hampir Capai Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel
Sejauh ini, tidak sedikit yang menyerukan agar Israel-Hamas menyetujui gencatan senjata.
Beberapa pihak yang berkepentingan juga menekankan beberapa hal yang harus dilakukan setelah gencatan senjata disetujui kedua belah pihak bertikai.
Sebelumnya, Zaher Jabareen, Ketua Badan Hamas yang bertanggung jawab atas tahanan yang ditahan di Israel mengatakan gencatan senjata harus diimplementasikan sepenuhnya agar kesepakatan penawanan dapat terlaksana.
Pada Minggu (19/11/2023), Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani menyinggung soal pembebasan sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata sementara.
Menurutnya, kesepakatan untuk membebaskan sekitar 240 sandera kini bergantung pada masalah praktis yang "kecil".
Baca juga: Ismail Haniyeh Sebut Hamas Hampir Capai Perjanjian Gencatan Senjata dengan Israel
Seruan gencatan senjata juga datang dari senator Amerika Serikat (AS).
Senator AS Jeff Merkley bergabung dengan rekannya dari Partai Demokrat Richard Durbin dalam menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Ia menjadi legislator kedua di Senat AS yang menyerukan gencatan senjata.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menggempur Jalur Gaza selama 45 hari berturut-turut sejak 7 Oktober 2023, telah menewaskan 13.215 orang Palestina.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)