Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya pemikiran di Indonesia yang menentang Hamas di Palestina disebut telah membuat gaduh publik.
Demikian dikatakan Mantan aktvisi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta Raya, Siswanto Rusdi.
Siswanto menilai pemikiran yang kontra terhadap Gerakan Hamas ini cenderung menarasikan kelompok ini sebagai teroris, sehingga aksi bela Palestina di Indonesia seakan dicap sebagai dukungan terhadap gerakan teroris.
Baca juga: AS Akan Jatuhkan Sanksi Larangan Visa Warga Israel Pasca Pembantaian Warga Palestina di Gaza
Siswanto lalu menyinggung salah satu tokoh Islam yang menentang gerakan Hamas di Palestina yakni Abdulhakim Idris yang dikenal lewat gerakan Center For Uyghur Studies (CUS). Lewat beberapa artikelnya, Abdulhakim memojokan Hamas di Palestina.
"Rekam jejaknya sebagai Pembela umat muslim Uyghur seakan luntur dengan gagasannya yang mediskreditkan Hamas. Gagasan itu amat sensitif di Tengah masyarakat kita yang sedang meluapkan dukungannya untuk kemerdekaan Palestina," kata Siswanto.
Baca juga: Israel kembali perangi Hamas di Gaza, ratusan orang tewas
Menurutnya, narasi Abdulhakim itu tidak semestinya digaungkan di tengah gelora umat muslim Indonesia mendukung Palestina. Bahkan pemerintah RI juga kerap melayangkan dukungannya terhadap Palestina.
“Jadi kurang tepat lah, apa yang disampaikan oleh Pak Abdulhakim ini sangat sensitif di Indonesia, jadi sebaiknya hal-hal seperti ini diredam dulu untuk menghindari gejolak di masyarakat kita,” kata Siswanto.
Menurut Siswanto, sepak terjang CUS berbasis di AS, sehingga patut diduga didukung oleh Negeri Paman Sam.
Dalam arah politiknya, hingga saat ini Washington masih berpihak kepada Israel.
“Sekali ini sangat rentan, apalagi kita berada di tahun politik jelang Pemilu 2024. Jangan sampai umat Islam terbelah dengan adanya pemikiran-pemikiran seperti ini,” jelasnya.
“Umat Islam di Indonesia jangan sampai terpancing oleh agitas CUS. Tokoh-tokoh Islam yang saat ini sudah menjalin komunikasi dengan Abdulhakim Idris perlu mawas diri agar tidak terjebak dalam permainan mereka,” tandas Siswanto.
Pemerintah Minta Dewan Kehormatan PBB Wujudkan Gencatan Senjata Permanen Israel-Hamas
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi bersama Menlu anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) bertemu dengan Dewan Kehormatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat pada Rabu (29/11/2023) kemarin.
Dalam kesempatan itu Retno mendesak DK PBB membuat aksi baru yang lebih nyata untuk menyudahi ancaman kemanusiaan terhadap warga Palestina atas agresi militer Israel.