TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini update jumlah korban tewas di Palestina sejak perang Israel-Hamas dimulai pada Sabtu (7/10/2023) kemarin.
Operasi darat Pasukan Pertahanan Israel (IDF) semakin intensif.
Israel meningkatkan serangan di Jalur Gaza, termasuk di dekat rumah sakit dan wilayah selatan yang terkepung.
Sebanyak 16.158 orang Palestina dilaporkan tewas dalam serangan Israel.
Terbagi menjadi, 15.899 orang di Gaza dan 259 lainnya di Tepi Barat yang diduduki.
Selengkapnya berikut ini jumlah korban terbaru berdasarkan data yang dihimpun pada Selasa (5/12/2023) pukul 06.00 waktu setempat.
Baca juga: Israel Terus Luncurkan Serangan di Gaza, WHO: 1 Anak Terbunuh Setiap 10 Menit
1. Gaza
Tewas: 15.899 orang
Setidaknya termasuk: 6.600 anak dan 4.300 wanita
Terluka: Setidaknya 41.316
Setidaknya 70 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan
Hilang: 7.500 orang
2. Tepi Barat yang diduduki
Berdasarkan angka terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina di Tepi Barat adalah sebagai berikut:
Tewas: Setidaknya 259, termasuk setidaknya 61 anak
Terluka: 3.365 orang
Baca juga: Israel Ngebom Rumah di Deir Al-Balah Gaza Tengah, 34 Tewas Termasuk 6 Anak-anak
3. Israel
Sementara Israel sejauh ini sudah merevisi jumlah korban tewas sampai tiga kali.
Pertama Israel melaporkan 1.405 orang tewas, lalu diupdate menjadi 1.200.
Dan terbaru, Israel mengumumkan bahwa 1.147 warga sipil tewas dan 8.730 lainnya terluka akibat serangan Hamas pada 7 Oktober.
Kehancuran di seluruh Gaza
Hingga Senin (4/12/2023), menurut data terbaru dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah Palestina, serangan Israel setidaknya telah merusak:
- Lebih dari separuh rumah di Gaza – 300.000 unit tempat tinggal telah hancur atau rusak
- 339 fasilitas pendidikan rusak
- 26 dari 35 rumah sakit tidak berfungsi
- 87 ambulan rusak
- 167 tempat ibadah rusak
Baca juga: Eks-Kepala Divisi Intelijen Militer Israel: Kami Masih Jauh dari Kata Menang Lawan Hamas di Gaza
Tidak ada tempat yang aman untuk dikunjungi
Belum lama ini, tepatnya Jumat (1/12/2023), IDF menerbitkan peta online Jalur Gaza.
IDF membagi daerah kantong itu menjadi lebih dari 600 blok bernomor.
Mereka meminta warga sipil Gaza untuk mengidentifikasi blok tersebut sesuai dengan wilayah tempat tinggal mereka dan mengungsi jika diperintahkan.
Namun selebaran yang dibagikan berisi perintah evakuasi tidak sesuai dengan peringatan online, sehingga membingungkan warga.
Selain itu, beberapa warga Gaza tidak tahu cara mengakses peta.
Seperti diketahui, warga Gaza kesulitan mendapat akses terhadap listrik atau internet sejak IDF melakukan blokade.
Baca juga: Kisah Keberanian Alma, Gadis Cilik yang Menolak Ditolong Duluan di Reruntuhan Berdarah Gaza
Jurnalis terbunuh
Hingga Selasa (5/12/2023), setidaknya 63 jurnalis, sebagian besar warga Palestina, telah terbunuh sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober.
Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), 56 jurnalis Palestina telah terbunuh, serta tiga jurnalis Lebanon dan empat Israel.
1 anak terbunuh setiap 10 menit
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Richard Peeperkorn pada hari Selasa mengatakan rata-rata 1 anak terbunuh setiap 10 menit di Gaza.
"Rata-rata satu anak terbunuh setiap 10 menit di Gaza. Saya pikir kita sudah dekat dengan saat paling gelap dalam kemanusiaan," kata Richard Peeperkorn pada konferensi pers PBB di Jenewa, dikutip dari Anadolu.
Ia mengatakan lebih dari 60 persen dari jumlah korban yang tewas di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
“Kita berbicara tentang hampir 16.000 orang tewas, lebih dari 60 persen diantaranya adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 42.000 orang terluka,” jelasnya.
Baca juga: Warga Gaza Angkut Pasien Perang Pakai Gerobak Keledai
Oleh karena itu, ia mendesak adanya gencatan senjata lagi di Gaza.
"Kita membutuhkan gencatan senjata yang berkelanjutan," desaknya.
IDF kepung Khan Younis
Israel sudah menembus jantung Khan Younis di Gaza Selatan, Selasa (5/12/2023).
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga melakukan pengepungan wilayah tersebut karena diyakini sebagai lokasi keberadaan beberapa pejabat tinggi Hamas, termasuk Yahya Sinwar.
Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi mengisyaratkan bahwa pasukannya "mendekati" persembunyian Yahya Sinwar, meski belum tahu batas waktu pasti untuk membunuh atau menangkapnya.
"Kami menyerang center of gravity Hamas, bahwa kami sering ditanya tentang kehancuran di Gaza, Hamas adalah alamatnya. Sinwar adalah alamatnya," kata Halevi dikutip Jerusalem Post.
"Siapa pun yang berpikir bahwa IDF tidak akan tahu bagaimana melanjutkan perang, adalah salah. Dan Hamas merasakan hal yang sama," lanjutnya.
Baca juga: Israel Intensifkan Serangan di Khan Younis, WHO: Situasi Memburuk dari Waktu ke Waktu
IDF mengklaim sejumlah besar pejabat senior Hamas telah terbunuh dalam beberapa hari terakhir, selain selusin komandan batalion Hamas yang terbunuh selama dua bulan perang berlangsung.
Nasib sandera Hamas
Pertempuran sengit antara pasukan Israel dan kelompok milisi perlawanan Palestina, termasuk Hamas, kembali terjadi di Gaza sejak gencatan senjata berakhir pada Jumat (1/12/2023).
Wakil Kepala Biro Politik Hamas dan komandan Brigade Al Qassam, Saleh al-Arouri, mengatakan kalau gencatan senjata dan pembicaraan pembebasan tahanan berakhir.
Dia menegaskan tidak akan ada lagi negosiasi sampai "perang berakhir."
Itu artinya, Hamas mengisyaratkan tidak akan ada lagi perundingan. Berakhirnya perang yang dimaksud, sampai satu di antara pihak yang bertikai mengalami kekalahan dan hancur.
Terkait sandera yang masih ditawan, Saleh al-Arouri menjelaskan, Hamas akan melepaskan secara 'cuma-cuma' tawanan asing (warga negara lain).
Sandera anak-anak dan perempuan, kata petinggi Hamas itu, juga akan dibebaskan karena bukan target mereka.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)