News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Video Kim Jong Un Menangis Viral di Media Sosial, Memohon Warganya Lahirkan Banyak Anak

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Korea Utara menangis saat berbicara tentang rendahnya tingkat kelahiran di negaranya

TRIBUNNEWS.COM - Video Kim Jong Un menangis karena rendahnya tingkat kelahiran bayi di Korea Utara, viral di media sosial.

Sambil menyeka air matanya dengan sapu tangan, Kim Jong Un memohon warganya untuk meneruskan keturunan.

“Menghentikan penurunan angka kelahiran dan memberikan perawatan dan pendidikan anak yang baik adalah urusan keluarga kita yang harus kita selesaikan bersama dengan ibu kita,” kata Kim dalam pidato pembukaannya, dikutip AP.

Dalam acara untuk para ibu di Pyongyang pada hari Minggu (3/12/2023), Kim Jong Un berterima kasih kepada para ibu atas peran mereka memperkuat kekuatan nasional.

“Saya juga selalu memikirkan ibu ketika saya kesulitan berurusan dengan partai dan pekerjaan negara,” kata Kim.

Video yang diunggah pada 5 Desember 2023 itu, telah dilihat lebih dari 5 juta pengguna media sosial X.

Beberapa wanita yang hadir dalam acara itu juga ikut menyeka air mata mereka.

Baca juga: Kim Jong Un Menangis Saat Meminta Perempuan di Korea Utara untuk Memiliki Lebih Banyak Anak Lagi

Menurut badan statistik pemerintah Korea Selatan, tingkat kesuburan total di Korea Utara atau jumlah rata-rata bayi yang diperkirakan akan dilahirkan oleh seorang wanita sepanjang hidupnya, berada pada angka 1,79 pada tahun 2022.

Angka itu turun dari 1,88 pada tahun 2014.

Negara tetangganya, Korea Selatan, yang tingkat kesuburannya tahun lalu adalah 0,78, turun dari 1,20 pada tahun 2014.

Tingkat kesuburan di Korea Selatan merupakan yang terendah di antara negara-negara maju.

Rendahnya tingkat kelahiran itu diyakini disebabkan oleh berbagai alasan kuat yang membuat masyarakat enggan memiliki anak.

Alasan tersebut di antaranya pasar kerja yang menurun, lingkungan sekolah yang sangat kompetitif untuk anak-anak, bantuan penitipan anak yang secara tradisional lemah, dan kurangnya edukasi budaya perusahaan yang berpusat pada laki-laki sehingga banyak perempuan merasa mustahil untuk menggabungkan karier dan keluarga.

Meskipun Korea Utara adalah salah satu negara termiskin di dunia, perubahan struktur demografinya mirip dengan negara-negara kaya, kata beberapa pengamat.

“Banyak keluarga di Korea Utara juga tidak berniat memiliki lebih dari satu anak saat ini karena mereka tahu bahwa mereka membutuhkan banyak uang untuk membesarkan anak-anak mereka, menyekolahkan mereka dan membantu mereka mendapatkan pekerjaan,” kata Ahn Kyung-su, kepala keluarga dari dprkhealth.org, sebuah situs web yang berfokus pada masalah kesehatan di Korea Utara.

Ahn, yang telah mewawancarai banyak pembelot Korea Utara mengatakan, penyelundupan drama TV dan film Korea Selatan dalam 20 tahun terakhir yang menunjukkan peningkatan status sosial perempuan, juga kemungkinan besar mempengaruhi perempuan di Korea Utara untuk tidak memiliki banyak anak.

Korea Utara menerapkan program pengendalian kelahiran pada tahun 1970-80an untuk memperlambat pertumbuhan populasi pascaperang.

Baca juga: Kim Jong Un Desak Perempuan di Negaranya untuk Punya Lebih Banyak Anak

Tingkat kelahiran negara tersebut mencatat penurunan besar setelah terjadinya bencana kelaparan pada pertengahan tahun 1990an.

Krisis kelaparan itu diperkirakan telah menewaskan ratusan ribu orang, kata Hyundai Research Institute yang berbasis di Seoul dalam sebuah laporan pada Agustus.

“Mengingat Korea Utara kekurangan sumber daya dan kemajuan teknologi, maka negara ini akan menghadapi kesulitan untuk menghidupkan kembali dan mengembangkan industri manufaktur jika tidak tersedia tenaga kerja yang cukup,” kata laporan lembaga tersebut.

Menurut laporan media pemerintah Korea Utara tahun ini, negara tersebut telah memperkenalkan serangkaian tunjangan bagi keluarga dengan tiga anak atau lebih.

Tunjangan yang ditawarkan di antaranya pengaturan perumahan gratis, subsidi negara, makanan gratis, obat-obatan dan perlengkapan rumah tangga, serta tunjangan pendidikan untuk anak-anak.

Badan statistik Korea Selatan memperkirakan populasi Korea Utara mencapai 25,7 juta jiwa.

Laporan Institut Hyundai mengatakan bahwa Korea Utara diperkirakan akan mengalami penyusutan populasi mulai tahun 2034 dan memperkirakan populasinya akan berkurang menjadi 23,7 juta pada tahun 2070.

Ahn, kepala situs web tersebut, mengatakan bahwa kemunculan Kim Jong Un di depan umum bersama putrinya yang masih kecil, Ju Ae dalam beberapa kesempatan, kemungkinan besar juga merupakan upaya untuk memberikan semangat kepada warganya untuk membangun keluarga.

Meski begitu, pakar lain mengatakan kemunculan anak perempuan Kim Jong Un itu lebih merupakan upaya untuk menunjukkan bahwa Ju Ae adalah pewaris ayahnya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini