News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Brigade Al-Qassam: Tentara Israel yang Ditawan Tewas saat Pasukan IDF Mencoba Membebaskannya

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan keamanan Israel memblokir jalan saat warga Palestina melaksanakan salat Jumat di lingkungan Ras al-Amud di Yerusalem timur, pada 24 November 2023. Upaya militer Israel untuk membebaskan tentaranya yang ditawan di Gaza, justru berakibat tewasnya tentara itu sendiri.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang tentara Israel yang ditawan di Gaza, tewas dalam baku tembak antara sayap bersenjata Hamas Brigade Al-Qassam dengan militer Israel (IDF) yang mencoba membebaskannya.

Dilansir Anadolu Agency, upaya militer Israel untuk menyelamatkan tentaranya, berujung pada kematian tentara itu sendiri.

Selain itu, beberapa tentara Israel juga terluka.

“Pasukan khusus Israel berusaha maju untuk membebaskan seorang tahanan," ujar Brigade Al-Qassam dalam sebuah pernyataan, Jumat (8/12/2023).

“Baku tembak dengan pasukan Israel menyebabkan terbunuhnya tentara yang ditangkap, Sa'ar Baruch, 25 tahun, yang membawa nomor identitas 207775032.”

Sebuah senapan dan perangkat komunikasi juga disita dari “pasukan musuh”, tambah Brigade Al-Qassam.

Baca juga: Hampir Setengah Juta Warga Israel Tinggalkan Negaranya sejak Perang di Gaza Meletus

“Pesawat-pesawat tempur Israel melakukan intervensi dan membom tempat itu dengan serangkaian serangan untuk melindungi mereka saat mundur."

Belum ada komentar langsung dari tentara Israel mengenai perkembangan tersebut.

Israel melanjutkan serangan militernya terhadap Jalur Gaza pada 1 Desember setelah berakhirnya gencatan senjata selama seminggu dengan kelompok Palestina, Hamas.

Setidaknya 17.177 warga Palestina tewas dan lebih dari 46.000 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat yang tiada henti sejak 7 Oktober.

Pengakuan Tawanan Israel yang Dibebaskan: Lebih Takut Terkena Serangan Udara IDF daripada Hamas

Dalam kasus terpisah, seorang mantan tawanan Hamas di Gaza yang kini telah dibebaskan, mengatakan ia lebih takut terkena serangan Israel daripada Hamas yang menahan mereka.

Sejumlah bekas tawanan Israel yang telah dibebaskan mengungkapkan kemarahan mereka saat pertemuan dengan PM Benjamin Netanyahu, Selasa (5/12/2023).

Seorang wanita yang dibawa oleh Hamas pada 7 Oktober lalu, berkata setiap harinya adalah tantangan, lapor media Israel Ynet yang dikutip Business Insider.

"Kami berada di terowongan, kami takut bukan karena Hamas, tapi takut Israel yang membunuh kami," kata wanita tersebut.

Wanita itu berasal dari desa Nir Oz dekat perbatasan Gaza.

Mantan tawanan lainnya, yang dibebaskan bersama anak-anaknya, mengeluh kepada Netanyahu dan anggota kabinet perang lainnya bahwa mereka merasa tidak ada seorang pun yang melakukan sesuatu untuk kebebasan dan keselamatan mereka.

Baca juga: Tolak PLO Kuasai Gaza, Netanyahu: Selama Saya Jadi PM Israel, Abbas Hanya Bermimpi

“Kenyataannya adalah saya berada di tempat persembunyian yang dibom, dan kami menjadi pengungsi yang terluka."

"Ini belum termasuk helikopter yang menembaki kami dalam perjalanan ke Gaza,” katanya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyaksikan Menteri Luar Negeri AS memberikan pernyataan kepada media di dalam The Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, setelah pertemuan mereka di Tel Aviv pada 12 Oktober 2023. (JACQUELYN MARTIN / POOL / AFP)

Baca juga: Terlibat Bentrokan Sengit di Gaza, Brigade Al-Qassam Hancurkan 23 Kendaraan Israel

Wanita itu mengecam pemerintah Israel atas klaim bahwa mereka memiliki “intelijen” terhadap aktivitas Hamas namun Pasukan Pertahanan Israel tanpa henti memborbardir Gaza.

“Anda mengklaim ada informasi intelijen, namun kenyataannya kami dibom,” kata wanita tersebut, Ynet melaporkan.

“Suami saya dipisahkan dari kami tiga hari sebelum kami kembali ke Israel dan dibawa ke terowongan.”

"Dan Anda berbicara tentang membanjiri terowongan dengan air laut?"

"Anda membom rute terowongan tepat di tempat mereka berada."

Dalam rekaman pertemuan yang memanas di kota Herzliya itu, para peserta, yang juga termasuk anggota keluarga para tawanan, terdengar meneriaki Netanyahu.

Mereka menyerukan perdana menteri Israel untuk mengundurkan diri, The Times of Israel melaporkan.

Secara total, 105 sandera dibebaskan selama gencatan senjata seminggu yang berakhir pada hari Jumat (1/12/2023), namun 130 hingga 140 lainnya masih berada di Gaza, termasuk 20 wanita.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini