News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Alexei Navalny Absen Sidang, Pengacara Akui Tak Bisa Hubungi Pemimpin Oposisi Rusia Sepekan Terakhir

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kritikus Presiden Rusia Vladimir Putin, Alexei Navalny telah keluar dari rumah sakit di Berlin, tempat dia dirawat karena keracunan Novichok. - Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny yang di penjara, dikabarkan tidak menghadiri persidangan yang digelar pada Selasa (12/12/2023) kemarin. (IG)

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny yang dipenjara, dikabarkan tidak menghadiri persidangan yang digelar pada Selasa (12/12/2023) kemarin.

Pengacara Navalny mengatakan kritikus paling keras terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin, itu sudah sepekan tak bisa dihubungi.

Persidangan terhadap Alexei Navalny kemarin pun ditunda.

Hal ini dibenarkan oleh Direktur Yayasan Anti-Korupsi Navalny, Ivan Zhdanov.

Di unggahan X, Zhdanov menuturkan persidangan ditunda pada hari Selasa.

Baca juga: Lika-liku Kehidupan Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny: Lakukan Aksi Protes, Diracun, Dipenjara

"Ketika Hakim mengajukan pertanyaan mengenai keberadaan Navalny, ia dialihkan ke Lembaga Permasyarakatan Federal," kata Zhdanov.

Dikutip dari The Guardian, situasi ini membuat kehawatir para pendukung Navalny.

Juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, mengunggah beberapa postingan di media sosial, menguraikan timnya telah kehilangan kontak dengan kritikus Kremlin yang ditahan di koloni hukuman IK-6.

Navalny mendapat hukuman penjara selama 19 tahun atas tuduhan ekstremisme pada bulan Agustus, dilansir CNN.

Pria 47 tahun itu dinyatakan bersalah karena menciptakan komunitas ekstremis, mendanai kegiatan ekstremis, dan berbagai kejahatan lainnya.

Ia sudah menjalani total 11 hukuman selama setengah tahun di fasilitas keamanan maksimum atas tuduhan penipuan dan lainnya.

Semua tuduhan yang dilayangkan terhadapnya, telah ia bantah.

Baca juga: Jaksa Rusia Tuntut Oposisi Moskow Alexei Navalny 20 Tahun Penjara

Motif politik

Alexey Navalny . - Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny yang di penjara, dikabarkan tidak menghadiri persidangan yang digelar pada Selasa (12/12/2023) kemarin.(https://www.coe.int/)

Para pendukung Navalny mengklaim penangkapan dan penahanannya adalah upaya bermotif politik untuk membungkam kritiknya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Pengacara telah melakukan beberapa upaya untuk mendapatkan akses ke dua koloni hukuman tempat Navalny ditahan," kata Yarmysh pada hari Senin di X.

Reaksi Moskow

Berbicara melalui sambungan telepon konferensi dengan wartawan pada Selasa (12/12/2023), Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan pihaknya sangat prihatin atas laporan hilangnya Navalny.

"Kremlin tidak memiliki kapasitas atau kemauan untuk memantau keberadaan tahanan," katanya kepada wartawan.

Putin calonkan diri sebagai presiden lagi

Navalny hilang kontak hanya beberapa hari setelah Putin mengumumkan dia akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden dalam Pemilihan Presiden Rusia pada Maret 2024.

Baca juga: Film Navalny Tentang Oposisi Rusia, Menangkan Oscar untuk Kategori Documentary Feature

Jika Putin menang di Pilpres Rusia 2024 mendatang, ia akan mempertahankan kekuasaannya setidaknya hingga tahun 2030 yang akan datang.

Siapa Navalny?

Dikutip dari laman resmi Navalny, Alexei Navalny lahir pada 4 Juni 1976 di Desa Butyn dekat Moskow.

Ia berasal dari keluarga seorang perwira militer.

Pemimpin oposisi Rusia, Alexey Navalny dan Presiden Vladimir Putin. - Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny yang di penjara, dikabarkan tidak menghadiri persidangan yang digelar pada Selasa (12/12/2023) kemarin. (Kolase Tribunnews.com/AFP)

Di masa kecilnya, Navalny sering bepergian dari satu kota garnisun ke kota lain bersama keluarganya.

Orang tua Alexey, Anatoly Ivanovich dan Lyudmila Ivanovna, sudah pensiun sekarang.

Navalny menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap legitimasi Putin selama pemerintahannya.

Dia mengorganisir protes jalanan anti-pemerintah, serta menggunakan blog dan media sosialnya untuk mengungkap dugaan korupsi di Kremlin serta bisnis Rusia.

Pria yang dijuluki pembangkang itu dilarikan dari Rusia ke Jerman pada 2020, setelah dia diracuni oleh Novichok agen saraf era Soviet.

Navalny harus diterbangkan dari kota Omsk di Siberia dan tiba dalam keadaan koma di sebuah rumah sakit di Berlin.

Baca juga: Film Navalny Masuk Nominasi Oscar, Marcus Vetter Akan Pakai Batik Saat Hadiri Academy Awards 2023

Investigasi bersama oleh CNN dan kelompok Bellingcat melibatkan Dinas Keamanan Rusia (FSB) terkait kasus keracunan Navalny.

Pengunjuk rasa bentrok dengan polisi anti huru hara selama unjuk rasa untuk mendukung pemimpin oposisi yang dipenjara Alexei Navalny di pusat kota Moskow pada 23 Januari 2021. Navalny, 44, ditahan Minggu lalu setelah kembali ke Moskow setelah lima bulan di Jerman memulihkan diri dari keracunan yang hampir fatal. agen saraf dan kemudian dipenjara selama 30 hari sambil menunggu persidangan karena melanggar hukuman percobaan yang dijatuhkan pada tahun 2014. - Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny yang di penjara, dikabarkan tidak menghadiri persidangan yang digelar pada Selasa (12/12/2023) kemarin. (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP)

Penyelidikan menemukan tim racun FSB yang terdiri dari sekitar enam hingga 10 agen telah membuntuti Navalny selama lebih dari tiga tahun.

Rusia membantah terlibat dalam keracunan Nalvany.

Lalu, Putin mengatakan pada Desember 2020, jika dinas keamanan Rusia ingin membunuh Navalny, mereka akan menyelesaikan pekerjaannya.

Navalny langsung dipenjara sekembalinya ke Rusia pada Januari 2021.

Ia dituduh melanggar ketentuan masa percobaan terkait kasus penipuan yang diajukan terhadapnya pada tahun 2013, yang juga ia anggap bermotif politik.

Baca juga: Profil Alexey Navalny, Kritikus Putin Paling Vokal yang Dinyatakan Bersalah atas Penipuan

Selama di penjara, Navalny tak tinggal diam.

Ia terus berkampanye dari penjara melawan invasi Rusia ke Ukraina dan berusaha memobilisasi oposisi publik terhadap perang tersebut.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini