TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, mengatakan pemukim Israel yang melakukan kekerasan di Tepi Barat dilarang memasuki Inggris.
Larangan itu, kata David Cameron, untuk memastikan Inggris tidak bisa menjadi rumah bagi orang-orang yang melakukan tindakan intimidasi.
“Israel harus mengambil tindakan yang lebih kuat untuk menghentikan kekerasan pemukim dan meminta pertanggungjawaban para pelakunya,” ujarnya, Kamis (14/12/2023), dikutip dari Al Jazeera.
David Cameron juga mengatakan, dengan menargetkan dan membunuh warga sipil Palestina, mereka merusak keamanan dan stabilitas bagi Israel dan Palestina.
Uni Eropa (UE) mengatakan, pihaknya sedang mempertimbangkan sanksi terhadap pemukim Israel yang melakukan kekerasan terhadap warga Palestina.
Baca juga: Israel Disebut Gunakan Gaza sebagai Tempat Uji Coba Senjata Baru
Presiden AS, Joe Biden, juga telah menunda penjualan senapan M16 ke Israel karena masalah tersebut.
Dilansir The Guardian, Pemerintah Israel baru-baru ini menyetujui penambahan 1.700 unit rumah di Yerusalem, yang dianggap UE sebagai pelanggaran hukum internasional.
Sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, sebanyak 275 orang tewas di Tepi Barat, termasuk 63 anak-anak, dan 3.365 orang terluka.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) juga mengumumkan pembatasan visa serupa awal bulan ini.
AS menyebut Israel tidak mengambil langkah yang cukup untuk mengatasi masalah ini.
Baca juga: Mesir Sudah Duluan, Aksi Israel Banjiri Terowongan Hamas di Gaza adalah Upaya Putus Asa yang Sia-sia
Diberitakan Al Jazeera, kini dua bangunan tempat tinggal telah hancur dalam serangan udara Israel semalam di Rafah Gaza selatan.
Serangan itu menewaskan 20 orang.
Lalu, serangan tentara Israel di Jenin, yang berlangsung sejak Selasa dini hari, telah menewaskan 11 warga Palestina.
Baca juga: AS Tunda Penjualan 20.000 Senapan ke Israel saat Kematian Meningkat di Tepi Barat
UNRWA mengatakan 288 warga Palestina yang berlindung di fasilitasnya di Gaza telah terbunuh sejak 7 Oktober 2023.
Laporan itu mengonfirmasi adanya pembunuhan terhadap anggota staf lainnya, sehingga jumlah total sejak 7 Oktober 2023 menjadi 135 orang.
Setidaknya 18.608 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas yang direvisi di Israel mencapai 1.147 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)