Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mendapat kehormatan sebagai hakim atau juri dari lembaga kemanusiaan internasional bernama Zayed Award Human Fraternity (ZAHF).
Diagendakan, Megawati selama berada di Roma akan mengikuti persidangan sebagiai hakim atau Juri ZAHF mulai tanggal 17 hingga 19 Desember 2023.
Hal itu disampaikan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Luar Negeri yang juga Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah, pada Minggu (17/12/2023) di Roma, Italia.
"Penghargaan ini didedikasikan untuk memperingati pertemuan bersejarah antara Imam Besar Al Azhar YM Ahmed Al-Tayeb dan YM Paus Fransiskus, pada tanggal 4 Februari 2019, yang menghasilkan Dokumen Persaudaraan Umat Manusia. Sekaligus sebagai penghormatan terhadap almarhum Syekh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri Uni Emirat Arab. YM Ahmed al-Tayeb dan YM Paus Fransiskus adalah penerima panghargaan pertama dari Zayed ini," kata Ahmad Basarah.
Sekretaris Jenderal ZAHF, Mohamed Abdelsalam menjelaskan bahwa setiap tahun ZAHF mengadakan seleksi untuk memilih tokoh-tokoh di dunia, baik perseorangan maupun organisasi yang dianggap berjasa bagi perjuangan bagi kemanusiaan dan persaudaraan antar umat manusia untuk mendapatkan penghargaan atau award.
Untuk menentukan siapa pemenang award tersebut, ZAHF memilih hakim atau juri yang berasal dari tokoh-tokoh yang dianggap kredibel dan telah berperan positif bagi negaranya atau bagi dunia.
Untuk tahun 2023 ini, lembaga bergengsi tersebut memilih Megawati Soekarnoputri dari Indonesia sebagai salah satu hakim atau juri ZAHF.
Selain Megawati, ada 5 orang Juri ZAHF lainnya, mereka adalah YM Hakim Muhammada Abdelsalam Sekretaris Jenderal Dewan Tetua Muslim Dunia, Sekaligus Sekretaris Jenderal ZAHF), YM Kardinal Leonardo Sandri (Prefect Emeritus Sri Paus untuk Gereja Oriental), Rebeca Grynspan Mayufis (Sekretaris Jenderal UNCTAD), Rabbi Abraham Cooper (Ketua Komisi Amerika untuk Kebebasan Beragama Internasional), dan Irina Bokova (Mantan Dirjen UNESCO).
Direncanakan ZAHF akan mengadakan rapat dengan Sri Paus Fransiskus pada hari Senin (18/12/2023) di Santo Basilica, Vatikan.
“Setelah pertemuan sebagai juri ZAHF dengan Sri Paus tersebut, juga telah diagendakan pertemuan khusus antara Megawati Soekarnoputri dengan Sri Paus di tempat yang sama,” jelas Basarah.
Baca juga: Megawati dan 5 Tokoh Dunia Bakal Bertemu Paus Fransiskus, Bahas Zayed Award 2024
Sebagai informasi, Kunjungan kerja Megawati Soekarnoputri ke Italia dan Vatikan didampingi oleh pimpinan DPP PDI Perjuangan diantaranya Puan Maharani, Yassona Laoly, Olly Dondokambey, Ahmad Basarah dan juga Dubes RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi.
Dalam Zayed Award tersebut, Megawati menjadi anggota dewan juri independen dan internasional bersama lima tokoh dunia lainnya.
Mereka adalah Prefek Emeritus Tahta Suci Dikasteri Gereja Oriental, Kardinal Leonardo Sandri, Sekjen Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Rebeca Grynspan Mayufis, Ketua Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional, Rabbi Abraham Cooper, mantan direktur jenderal UNESCO dan mantan menteri Bulgaria, Irina Bokova, dan Sekjen Zayed Award, Mohamed Abdelsalam.
Sebagai perwakilan dari berbagai bidang keahlian, para anggota dewan juri Zayed Award 2024 dipilih karena komitmen mereka terhadap pelayanan sosial di seluruh penjuru dunia dan dalam upaya hidup berdampingan secara damai.
Zayed Award ini digelar untuk mengapresiasi individu dan entitas yang berkontribusi besar terhadap kemajuan peradaban manusia dan hidup berdampingan secara damai.
Zayed Award pertama kali dilaksanakan pada 2019 setelah penandatanganan dokumen persaudaraan manusia yang bersejarah oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Pemenang Zayed Award akan mendapatkan hadiah senilai US$ 1 juta.
Sebelumnya, pertemuan awal dewan juri dilangsungkan pada November 2023 di Abu Dhabi dan dilanjutkan dengan pertemuan di Vatikan.
Penyerahan Zayed Award akan diselenggarakan pada 4 Februari 2024 yang bertepatan dengan Hari Persaudaraan Manusia Internasional yang diakui PBB.
Agenda ini juga menandai peringatan penandatanganan dokumen persaudaraan manusia oleh Paus Fransiskus dan Ahmed Al-Tayeb.
Sejarah Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia
Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia didirikan pada tanggal 4 Februari 2019, untuk menandai pertemuan bersejarah di Abu Dhabi antara Yang Mulia Imam Besar Al-Azhar Profesor Ahmed Al-Tayeb dan Yang Mulia Paus Fransiskus, di mana mereka ikut menandatangani Dokumen Perjanjian Persaudaraan Manusia.
Mengingat signifikansi historis dari deklarasi ini – yang menyerukan rekonsiliasi dan perdamaian di antara umat manusia – kedua pemimpin agama tersebut dinobatkan sebagai penerima kehormatan Zayed Award for Human Fraternity pada tahun 2019.
Pada bulan Februari 2020, pada peringatan pertama Dokumen Persaudaraan Manusia, diumumkan bahwa Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia akan menjadi penghargaan tahunan, diawasi oleh Komite Tinggi Persaudaraan Manusia, sebuah organisasi internasional independen yang didirikan untuk mempromosikan nilai-nilai persaudaraan manusia. di komunitas-komunitas di seluruh dunia dan untuk memenuhi aspirasi Dokumen Persaudaraan Manusia.
Baca juga: Megawati Tiba di Roma Italia Setelah Tempuh 16 Jam Perjalanan Udara, Jadi Juri Zayed Award 2024
Mulai tahun 2021 dan seterusnya, penghargaan ini telah membuka nominasi bagi individu dan entitas, dari semua latar belakang dan di mana pun di dunia, yang berupaya memperkuat hubungan antarmanusia dan memberikan dampak pada kehidupan masyarakat dengan mengatasi perpecahan, membangun komunitas yang tangguh, dan memupuk solidaritas.