Pada tahun 2022 Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta perusahaan-perusahaan Barat segera meninggalkan Rusia setelah negaranya diserang Rusia.
“Tinggalkan Rusia,” ujar Zelensky. “Pastikan orang Rusia tidak menerima uang sepeser pun.”
Ratusan perusahaan mematuhi imbauan Zelensky. Para politikus kemudian memprediksi ekonomi Rusia akan terpuruk dan mengganggu mesin perang Rusia.
Sayangnya, Presiden Rusia Vladimir Putin justru mengubah peristiwa hengkangnya perusahaan Barat itu menjadi keuntungan besar bagi elite Rusia dan negara itu sendiri.
Bahkan, jumlah jutawan di Rusia melonjak dari 56.000 orang menjadi 408.000 pada tahun 2022.
Sementara itu, dikutip dari Business Insider, AS mengalami kerugian besar tahun lalu.
AS dilaporkan kehilangan $5,9 triliun, sedangkan Amerika Utara dan Eropa jika digabungkan kehilangan $10,9 triliun.
Baca juga: Joe Biden Sebut Rusia akan Serang NATO, Putin: Omong Kosong Tak Masuk Akal
Di samping itu, jumlah jutawan di AS pada penghujung tahun 2022 berkurang hingga 1 juta orang. Kendati demikian, AS masih menyumbang lebih dari 50 persen jumlah orang yang sangat kaya.
Menurut UBS, sebuah bank investasi kenamaan di Swiss, makin makmurnya Rusia itu susah dijelaskan saat ini.
Melambungnya harga minyak bisa menjadi salah satu penyebab meningkatnya kemakmuran di Rusia. Ekspor minyak memang menjadi sumber pendapatan utama Rusia.
(Tribunnews/Febri)