TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video menunjukkan seorang tentara wanita Israel dengan sengaja berdiri di depan sebuah meriam ketika sedang menembakkan peluru ke arah Jalur Gaza.
Peluru yang ditembakkan itu melintas di atas kepala tentara wanita, yang menyebabkan embusan udara yang kuat.
Video tersebut memicu ketidakpuasan di kalangan tentara Israel dan media karena dinilai ceroboh dan melanggar aturan menembak.
Pada Selasa (19/12/2023), Saluran 12 Israel mengomentari video tersebut, yang menimbulkan sensasi di media sosial.
Media itu menggambarkan apa yang terjadi sebagai dokumentasi berbahaya.
"Tentara itu tampak berdiri di tanggul tanah, beberapa meter jauhnya, di samping senjata artileri," lapor Saluran 12 Israel.
Baca juga: 2 Sandera Israel Muncul di Video Brigade Al-Quds: Netanyahu Ingin Kami Mati, Rudal IDF Ancam Kami
“Meriam tersebut menembakkan peluru tajam, yang dengan paksa mendorong prajurit wanita tersebut, yang berdiri di tempat yang sama, mengetahui tentang penembakan tersebut,” lanjutnya.
Seorang tentara Israel mengomentari video tersebut.
"Kecelakaan yang ditampilkan dalam video itu berbahaya, dan sepenuhnya melanggar instruksi keselamatan yang dikeluarkan oleh tentara Israel," kata seorang tentara Israel yang tidak disebutkan namanya.
IDF Luncurkan Penyelidikan
Menanggapi video tersebut, IDF menjelaskan penyelidikan mendalam akan dilakukan terhadap masalah ini sesegera mungkin.
IDF akan menjatuhkan sanksi dan mengindikasikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, menurut saluran tersebut.
Tentara Israel sejauh ini mengakui ada 464 perwira dan tentara telah terbunuh sejak awal perang pada 7 Oktober 2023, sementara pers Israel melaporkan ribuan tentara Israel terluka dan jumlah yang tewas lebih banyak lagi, dikutip dari Anadolu.
Baca juga: Malaysia Melarang Kapal Pelayaran Israel, ZIM Masuk ke Pelabuhan Malaysia Selama Israel Invasi Gaza
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pengeboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 19.968 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Rabu (20/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel