TRIBUNNEWS.COM - Kelompok militan Hamas Palestina meledek penarikan Batalyon ke-13 Israel, Brigade Golani dari Gaza.
Dikutip dari Al Mayadeen, pasukan pendudukan Israel itu kabur dari Jalur Gaza setelah menderita kerugian besar.
Mereka juga disergap di lingkungan al-Shujaiya.
Ada tujuh tentara Golani, termasuk dua perwira tinggi, tewas pada 12 Desember 2023, ketika Hamas menyergap pasukan pendudukan di al-Shujaiya.
Baca juga: Israel Ancam akan Bunuh Yahya Sinwar, Hamas: Tong Kosong, IDF Pamer Prestasi Palsu
Korban ini termasuk Kolonel Litenuent Tomer Grinberg, komandan Batalyon ke-13, dan Kolonel Izhak Ben Basat, yang merupakan kepala tim komando depan kepala Brigade Golani.
Grinberg sebelumnya terekam sedang mengumpulkan pasukannya di Jalur Gaza utara.
Ia berkelakar soal meraih kemenangan kepada mereka.
Batalyon 13 juga kehilangan Mayor Roei Meldasi, seorang komandan kompi dalam penyergapan yang sama.
Sembilan hari setelah penyergapan bersejarah yang menghancurkan tentara dan perwira dari Batalyon 51 dan 13 Golani, IOF memutuskan untuk menarik keluar Batalyon 13 yang babak belur dari Jalur Gaza.
Baca juga: AS Veto Rusia soal Gencatan Senjata di Gaza, DK PBB Hanya Setujui Bantuan, Hamas: Itu Tak Cukup
Dilansir Al Jazeera, para pejuang Palestina pun mengklaim kemenangan ketika sebuah batalion Israel dirotasi keluar dari wilayah Palestina untuk beristirahat, selama 48 jam setelah 21 hari pertempuran sengit di Jalur Gaza, menurut pemantau perang.
"Ketika pasukan Israel berupaya membersihkan wilayah Jabalia di Gaza utara bangunan demi bangunan, para pejuang Palestina bersembunyi dan melakukan penyergapan dengan senjata kecil dan granat," menurut lembaga pemikir yang berbasis di AS, The Institute for the Study of War (ISW) dan Proyek Ancaman Kritis (CTP).
Terjemahan: #Pejuang milisi Palestina di selatan #Kota Gaza mempertahankan diri dari serangan Israel ke Jalur Gaza tengah. Baca pembaruan hari ini dari @ancaman kritis.
Baca juga: Kredibilitas Hamas Naik Disebut Pahlawan Perang, Israel Justru di Cap Teroris
"Pejuang Palestina melakukan perlawanan paling keras di lingkungan Sheikh Radwan di Jabalia," kata ISW dan CTP dalam laporan situasi terbaru mereka.
Serangan yang hampir terjadi setiap hari terhadap pasukan Israel di lingkungan Sheikh Radwan.
"Unit ini telah kehilangan 44 tentara sejak 7 Oktober dan menghadapi penyergapan multi-bagian yang kompleks di [Shujayea] pada 12 Desember, yang menyebabkan sembilan tentara tewas," menurut ISW/CTP.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)