TRIBUNNEWS.COM -- Rusia kini merasa diintai oleh para spion negara Barat yang berusaha mencuri teknologi militer yang diklaim sedang berkembang pesat.
Upaya untuk mencuri tersebut tak main-main, negara Barat itu membayar agen asal Rusia untuk melakukannya, bila gagal mendapatkan data-data agen tersebut juga dihalalkan untuk membunuh para ahli senjata Rusia.
Hal itu dibuktikan dengan ditangkapnya seorang warga Rusia yang dicurigai menjadi spion Barat.
Baca juga: Pertempuran Sengit di Hari Natal: Kapal Rusia Hancur Dirudal, Dua SU-24 Ukraina Jatuh
Warga yang tak disebutkan namanya tersebut ditangkap oleh agen Rusia dengan tuduhan dibayar oleh Ukraina untuk menghabisi seorang pejabat pabrik senjata di sebuah daerah di Rusia tengah.
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia Denis Manturov mengungkapkan Barat terus mengintai untuk mencuri teknologi militer Rusia.
“Hal ini selalu terjadi. Itu terjadi hari ini dan akan terjadi besok,” kata Manturov yang juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Rusia kepada RIA Novosti, Senin (25/12/2023).
Ia mengatakan, bahwa negara Barat memburu data teknologi Rusia bukan hanya untuk penelitian. Tetapi untuk dijadikan rujukan bagi senjata buatan Barat.
"Bahkan bila perlu menlenyapkan para ahli dan spesialis kami yang sangat berharga," ujarnya.
“Ini bukan hanya masalah spionase. Saya yakin Anda telah melihat laporan media bahwa FSB telah mencegah upaya pembunuhan terhadap salah satu manajer puncak sebuah perusahaan pertahanan,” kata menteri tersebut.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan saat ini Rusia sedang menjalani pembangunan persenjataan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca juga: 5 Senjata Hebat Rusia yang Buat NATO Ketar-ketir Tahun Ini, Patahkan Mitos Superioritas Barat
Produksi senjata melampaui negara-negara Barat. Produksi tank, drone dan senjata serta amunisi lainnya meningkat secara drastis sejak Moskow melancarkan operasi militernya di Ukraina tahun lalu.
Menurut Shoigu, industri ini telah memodernisasi lebih dari 100 jenis senjata dan perangkat keras militer.
Senjata-senjata tersebut, yang sebelumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dikembangkan dan diuji, kini diperkenalkan ke angkatan bersenjata dalam hitungan bulan.
Kini negeri beruang merah tersebut mulai mengungguli dalam hal produksi senjata.