TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel (IDF) terus menyerang Gaza tengah melalui darat, laut dan udara pada hari Rabu (228/12/2023).
Selain itu, pemadaman telekomunikasi di sebagian besar wilayah Gazah tengah menghambat upaya penyelematan korban.
Petugas medis di Gaza mengatakan lima warga di distrik Al-Maghazi di Gaza tengah, tewas dalam satu serangan udara.
Tidak hanya itu, Israel juga melancarkan serangan di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah pada Rabu malam.
WAFA melaporkan, tujuh warga sipil tewas dan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel.
Di antaranya sebagian besar korban adalah anak-anak dan wanita.
Israel mengintensifkan serangannya minggu ini, khususnya di wilayah tengah di selatan jalur air yang membagi dua Jalur Gaza, dikutip dari Al Arabiya.
Baca juga: Sharjah UEA Larang Perayaan Kembang Api di Malam Tahun Baru, Solidaritas terhadap Gaza
Tentara Israel memerintahkan warga sipil untuk meninggalkan daerah tersebut.
Namun, banyak yang mengatakan tidak ada tempat yang aman untuk dituju.
Meskipun Israel memfokuskan serangan di Gaza Tengah, Israel juga menyerang beberapa wilayah Gaza lainnya di hari yang sama.
Di jalur Gaza Timur, yaitu distrik Al-Bureij dan di desa terdekat Juhr Ad-Deek, terjadi pertempuran sengit.
Beberapa tank Israel mengepung wilayah tersebut.
Jet-jet Israel juga melancarkan beberapa serangan di pusat kota Khan Yunis, dan di lahan pertanian di utara kota Rafah, di selatan Jalur Gaza.
Baca juga: Dukung Warga Gaza, Otoritas Sharjah Uni Emirat Arab Larang Pesta Kembang Api di Malam Tahun Baru
Tidak Ada Tempat yang Aman di Gaza
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis rekaman yang sebagian besar diambil pada hari Senin dan Selasa di beberapa rumah sakit di Gaza.
Koordinator tim medis darurat WHO, Sean Casey, mengatakan kapasitas kesehatan di Gaza adalah 20 persen dibandingkan 80 hari yang lalu.
Casey mengatakan saat ini tidak ada tempat yang aman di Gaza.
“Saat ini ada darah di mana-mana di rumah sakit ini,” kata Casey.
“Kami melihat hampir hanya kasus trauma yang terjadi dan pada skala yang cukup sulit dipercaya, ini adalah pertumpahan darah seperti yang kami katakan sebelumnya, ini adalah pembantaian," tambahnya.
Militer Israel mengatakan pihaknya terus menyerang apa yang mereka sebut sebagai sasaran teror di Gaza.
Israel mengatakan mereka melakukan apa yang mereka bisa untuk melindungi warga sipil, dan menyalahkan Hamas karena membahayakan mereka dengan beroperasi di antara mereka.
Namun hal ini dibantah oleh Hamas.
Namun sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, mengatakan negaranya harus berbuat lebih banyak untuk mengurangi kematian warga sipil akibat apa yang disebut Presiden Joe Biden sebagai 'pengeboman tanpa pandang bulu'.
Sebagai informasi, lebih dari 21.000 warga sipil tewas, sekitar 54.000 orang terluka, dan ribuan orang dilaporkan hilang sejak dimulainya agresi Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel