TRIBUNNEWS.COM - Protes anti-Israel dan pro-Palestina meluas di kota-kota dan berbagai universitas di seluruh Amerika Serikat (AS), sejak perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023.
Bahkan belum lama ini, aparat kepolisian mengamakan lebih dari 60 orang dalam protes anti-Israel di dua bandara utama AS.
Massa memblokir akses menuju bandara John F Kennedy International Airport (JFK) di New York, dan Los Angeles International Airport (LAX) di Los Angeles pada Rabu (27/12/2023).
Kemacetan parah berlangsung sekitar 20 menit di Jalan Tol Van Wyck menuju bandara.
Demonstrans menghadang mobil di dekat JFK dan LAX, pelancong sampai terpaksa berjalan kaki untuk melarikan diri dari kemacetan.
Baca juga: Hizbullah Serang Gereja, 9 Tentara Israel Terluka saat Selamatkan Warga Sipil Lanjut Usia
"Lebih dari 60 orang ditangkap dalam dua protes tersebut," kata polisi, dikutip dari Times of Israel.
Di New York, para aktivis bergandengan tangan dan membentangkan spanduk yang menuntut diakhirinya perang Israel-Hamas dan memperluas hak-hak warga Palestina.
"26 orang dalam protes tersebut ditangkap karena perilaku tidak tertib dan menghambat lalu lintas kendaraan," kata juru bicara badan tersebut Steve Burns.
"Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey mengirimkan dua bus untuk membantu para pelancong yang terjebak dalam cadangan mencapai bandara," lanjutnya.
Di waktu yang bersamaan, jalan raya utama menuju LAX ditutup oleh kelompok pengunjuk rasa pro-Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Kepolisian Los Angeles menuduh massa melemparkan seorang petugas polisi ke tanah dan "menyerang orang yang lewat di dalam kendaraan mereka".
Namun belum ada rincian lebih lanjut tentang kedua insiden tersebut.
Baca juga: AS Cabut Larangan Impor Apple Watch Series 9 dan Ultra 2
Juru bicara LAPD mengatakan 35 orang ditangkap karena kerusuhan dan satu orang ditangkap karena menyerang petugas polisi.
"Tidak ada petugas yang terluka," menurut juru bicara tersebut.
Pada konferensi pers hari Selasa (26/12/2023), Wali Kota New York Eric Adams mengkritik beberapa taktik penyelenggara protes dan menyarankan polisi mungkin perlu meningkatkan tanggapan mereka.
"Saya terkejut bahwa orang-orang bisa mengambil alih jalan-jalan dan melakukan demonstrasi di jalan-jalan kita," katanya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)