TRIBUNNEWS.COM - Media Israel, Yedioth Ahronoth, mengklaim Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menemukan jalur terowongan Hamas di daerah Bnei Suhila di Khan Yunis.
IDF dari Brigade Cadangan 55 disebut berhasil menghancurkan benteng dan infrastruktur Hamas.
"Mereka menemukan jalur terowongan yang menghubungkan HML milik pasukan Nohva," lapor Yedioth Ahronoth, Kamis (28/12/2023).
Media tersebut mengatakan, jalur terowongan dan HML tersebut digunakan untuk manajemen tempur dan pemindahan senjata.
"IDF menghancurkan tempat tersebut," lapor Yedioth Ahronoth, mengutip klaim IDF.
IDF juga menuduh Hamas menempatkan peluncur roket di dalam sebuah masjid di dekat sekolah di wilayah tersebut.
Hamas tidak mengomentari klaim terbaru Israel.
Baca juga: Israel Gunakan Anjing untuk Masuk ke Terowongan Hamas dan Area Mematikan Lainnya, Jadi Kontroversi
Veteran Israel: Jangan Percaya IDF
Sebelumnya, Pensiunan Jenderal Israel, Yitzhak Brik (75), mengkritik juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang sering menyebarkan informasi palsu mengenai kemajuan Israel di Jalur Gaza.
Ia mengatakan Israel saat ini belum memiliki solusi yang tepat untuk menghancurkan terowongan Hamas.
"Israel tidak memiliki cara yang efektif dan cepat untuk melenyapkan anggota Hamas," katanya Haaretz, Selasa (26/12/2023).
Mantan petinggi militer Israel itu mendeskripsikan bagaimana Hamas menyerang tentara Israel di Jalur Gaza melalui terowongan.
"Mereka (Hamas) sebagian besar bersembunyi di terowongan dan hanya keluar untuk menanam bom, memasang perangkap bahan peledak dan menembakkan rudal anti-tank di kendaraan lapis baja kami. Kemudian, mereka menghilang lagi ke dalam terowongan," katanya, menjelaskan bahwa memusnahkan Hamas akan menjadi tujuan yang sulit.
Ia mencatat, Israel sendiri kini mengakui keberadaan ratusan kilometer terowongan Hamas jauh di dalam tanah yang menghubungkan seluruh Gaza dengan Semenanjung Sinai.
Baca juga: IDF Terkesan dengan Kecanggihan Terowongan Hamas, Labirin yang Sulit Dipahami hingga Kompleks
Hamas Palestina vs Israel
Perang Israel dan Hamas semakin memanas setelah Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), kurang lebih 138 sandera masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 21.110 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (28/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel