TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Menjelang berakhirnya tahun 2023, dunia masih berduka dengan konflik yang terjadi antara Israel dengan kelompok Hamas.
Belum ada tanda-tanda yang menunjukkan perang tersebut akan berakhir dalam waktu dekat ini, di mana pasukan Israel terus menggempur wilayah Palestina yang diduduki hingga menimbulkan banyaknya korban tewas dan luka-luka.
Baca juga: Dikerahkan Houthi, Ribuan Warga Yaman Serukan Dukung Gaza: Amerika Tidak Akan Menghentikan Kami
Baru-baru ini, Wall Street Journal (WSJ) melaporkan hampir sekitar 70 persen rumah penduduk di Gaza telah rusak atau hancur akibat serangan udara Israel selama perang melawan Hamas.
Israel menyatakan serangan udara tersebut menargetkan Hamas, yang bertanggung jawab atas pembunuhan 1.200 warga sipil pada 7 Oktober 2023. Serangan itu dilakukan Israel untuk menghindari pembunuhan warga sipil.
“Selain rumah penduduk di Gaza, banyak bangunan yang hancur, termasuk gereja bizantium dan masjid kuno, pabrik dan gedung apartemen, pusat perbelanjaan dan hotel mewah, teater serta sekolah,” kata WSJ dalam sebuah laporan yang dirilis, Sabtu (30/12/2023).
“Infrastruktur yang digunakan untuk air, layanan kesehatan, listrik, dan layanan kesehatan juga tidak dapat diperbaiki lagi,” tambah laporan itu.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa hanya 8 dari total 36 layanan kesehatan yang dapat menerima pasien.
Baca juga: WHO : Ratusan Ribu Warga Gaza Dihantam Penyakit Menular Imbas Perang
Sebelumnya, kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mencatat sebanyak 21.000 warga Palestina telah terbunuh sejak 7 Oktober 2023, jumlah tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan militan.
Rekonstruksi Gaza
Sementara itu, badan-badan bantuan mengatakan diperlukan waktu setidaknya satu tahun setelah perang untuk membersihkan puing-puing, dan akan memakan waktu sekitar tujuh hingga sepuluh tahun untuk membangun kembali rumah-rumah penduduk yang hancur, dengan biaya keseluruhan untuk pemulihan Gaza mencapai 3,5 miliar dolar AS.