TRIBUNNEWS.COM - Kebijakan Elon Musk terhadap aplikasi X yang ia miliki kembali menuai kontroversi.
Aplikasi yang sebelumnya bernama Twitter ini kembali menjadi bulan-bulanan setelah terjadinya peristiwa gempa di Jepang pada 1 Januari 2024 lalu.
Kecaman tersebut terjadi setelah aplikasi pencegahan bencana milik Jepang yakni NERV tidak dapat melakukan posting saat gempa terjadi.
NERV adalah akun pencegahan bencana yang memberikan peringatan gempa bumi dan pelaporan bencana
Akun ini memberikan informasi kepada penduduk Jepang dalam bahasa Inggris dan Jepang di platform X.
Baca juga: 30 Orang Dinyatakan Meninggal Dunia Akibat Gempa Magnitudo 7,6 di Jepang
Sayangnya, fungsi akun ini tak berjalan secara tepat guna karena pada saat Gempa 1 Januari 2024 terjadi , NERV mencapai batasan Antarmuka Pemrograman Aplikasi (API) yang diterapkan oleh X.
Masalah ini begitu terlihat setelah peringatan tsunami besar dikeluarkan di beberapa wilayah Jepang menyusul gempa bumi kuat yang terjadi pada 1 Januari 2024 lalu tak bisa dibagikan ke publik oleh NERV.
Dalam pesan yang tak dapat dikirim tersebut, NERV memberikan informasi bahwa Pemerintah Jepang telah memerintahkan evakuasi di beberapa prefektur menyusul gempa bumi kuat, yang mencapai magnitudo 7,6 di wilayah Noto, Prefektur Ishikawa.
Setelah itu, peringatan gelombang setinggi 5m telah dikeluarkan, dengan perintah kepada warga untuk segera mengungsi.
Prefektur tetangga juga menerima peringatan, dengan sebagian besar pantai barat Jepang berada dalam peringatan evakuasi.
Menanggapi minimnya informasi saat gempa tersebut, akun NERV pun memberikan klarifikasi terkait kendala yang mereka alami dengan platform X.
"Akun kami tampaknya dibatasi kapasitasnya karena seringnya memposting informasi terkini mengenai Gempa Bumi dan Tsunami Ishikawa." ungkap Akun NERV.
Kejadian ini tak luput menjadi perhatian X sendiri.
Ryuji M, karyawan X Jepang yang menjabat sebagai Direktur Next di X untuk Jepang dan Korea ikut mengunggah ulang klarifikasi NERV tersebut dan ikut me-mention Elon Musk untuk menanggapi kasus tersebut.
Baca juga: Imbas Gempa, All Nippon Airways Batalkan Semua Penerbangan di Area Semenanjung Noto
Mahalnya Biaya API di X
Aplikasi ini menghadapi pembatasan tingkat API yang signifikan akibat kebijakan baru yang diajukan oleh Elon Musk atas platform tersebut.
X kini tidak dapat lagi memposting pembaruan ke pengikutnya yang mencapai lebih dari dua juta pengguna.
Dikutip Tribunnews.com dari Unseen Japan, NERV saat ini berada di bawah program API "Basic" milik X.
Dengan program API tersebut, NERV hanya dapat melakukan 100 posting dalam 24 jam.
Program API basic ini sendiri dikenai biaya sekitar $100 atau sekitar Rp 1,5 juta perbulan.
Semenyata di atas program Basic, X memasang tarif yang cukup tinggi kepada penggunanya dengan biaya sekitar $5000 atau Rp 77,3 Juta per bulan untuk penggunaan API-nya.
Karena NERV beroperasi dengan kerugian, perusahaan memilih untuk tidak berlangganan ke tingkat yang lebih tinggi.
Untungnya, pencipta NERV App, Gehirn Inc, telah membuat alternatif berbasis aplikasi agar pengguna dapat mendapatkan informasi secara real-time.
(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)