TRIBUNNEWS.COM - Televisi Israel, Kan, mengungkapkan 38 tentara Israel diamputasi sejak awal perang Israel melawan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza.
Selain itu, ada sekitar 1.600 tentara di tempat rehabilitasi karena mengalami guncangan psikologis.
Dalam postingan terbarunya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bertemu salah satu tentara Israel yang kehilangan satu kakinya.
"Shalom Shatrit, seorang pejuang Batalyon ke-13 di Brigade Golani, kehilangan kakinya dalam pertempuran melawan militan pada tanggal 7 Oktober di sebuah pos terdepan dekat Nahal Oz. Saat ini Shalom terus melakukan mobilisasi untuk para pejuang kita di garis depan," tulis Benjamin Netanyahu, di akun X, Selasa (2/1/2024).
Pada Selasa (19/12/2023), Channel 12 Israel mengungkapkan, ada 3.000 tentara Israel menderita luka permanen setelah berpartisipasi dalam perang di Jalur Gaza.
Sementara itu, 5.000 tentara Israel terluka dan 2.000 di antaranya dinyatakan sebagai penyandang disabilitas sejak 7 Oktober hingga 9 Desember 2023.
Baca juga: Netanyahu Larang Pejabat Israel Komentari Pembunuhan Saleh al-Arouri, Petinggi Hamas di Lebanon
Kondisi Psikologis Tentara Israel Terguncang
Sebelumnya, media lokal Israel, Yedioth Ahronoth melaporkan setidaknya 1.600 tentara Israel mengalami gejala guncangan perang di Jalur Gaza.
Sementara sekitar 250 tentara diberhentikan dari dinas karena gejala guncangan pertempuran yang terus berlanjut dalam perang ini.
"Data situs web Walla mengungkapkan bahwa 76 persen tentara kembali berperang setelah perawatan awal oleh tentara di lapangan atau oleh petugas kesehatan mental yang bertugas di unit dan terus-menerus berada di dekat area pertempuran," lapor Yedioth Ahronoth.
Baca juga: 1.600 Tentara Israel Alami Stres usai Bertempur di Gaza, Kesehatan Mental Dilaporkan Menurun
“Gejala guncangan tempur muncul selama atau di dekat suatu aktivitas, dan prajurit yang mengalaminya mungkin merasakan, antara lain, denyut nadi cepat, peningkatan keringat, peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba, tubuh gemetar yang tidak terkendali, kebingungan, dan ketidakmampuan untuk mengontrol dan berkonsentrasi," lanjut media tersebut.
Trauma pertempuran juga memiliki efek mental jangka panjang, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, insomnia, ledakan kemarahan yang tiba-tiba, dan berkurangnya kapasitas emosional.
Baca juga: Bantah Klaim Netanyahu, Banyak Tentara IDF yang Dirawat Tak Mau Temui PM Israel
Hamas Palestina vs Israel
Israel sebelumnya mengindikasikan para petinggi Hamas adalah target selanjutnya setelah Israel meluncurkan operasi darat di Jalur Gaza.