News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

38 Tentara Israel Diamputasi Sejak Perangi Hamas di Jalur Gaza, 1.600 Lainnya Stres

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berfoto dengan Shalom Shatrit, tentara Israel yang kehilangan kakinya akibat perang di Jalur Gaza. Foto ini diunggah di akun X Netanyahu, @netanyahu, pada Selasa (2/1/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Televisi Israel, Kan, mengungkapkan 38 tentara Israel diamputasi sejak awal perang Israel melawan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza.

Selain itu, ada sekitar 1.600 tentara di tempat rehabilitasi karena mengalami guncangan psikologis.

Dalam postingan terbarunya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bertemu salah satu tentara Israel yang kehilangan satu kakinya.

"Shalom Shatrit, seorang pejuang Batalyon ke-13 di Brigade Golani, kehilangan kakinya dalam pertempuran melawan militan pada tanggal 7 Oktober di sebuah pos terdepan dekat Nahal Oz. Saat ini Shalom terus melakukan mobilisasi untuk para pejuang kita di garis depan," tulis Benjamin Netanyahu, di akun X, Selasa (2/1/2024).

Pada Selasa (19/12/2023), Channel 12 Israel mengungkapkan, ada 3.000 tentara Israel menderita luka permanen setelah berpartisipasi dalam perang di Jalur Gaza.

Sementara itu, 5.000 tentara Israel terluka dan 2.000 di antaranya dinyatakan sebagai penyandang disabilitas sejak 7 Oktober hingga 9 Desember 2023.

Baca juga: Netanyahu Larang Pejabat Israel Komentari Pembunuhan Saleh al-Arouri, Petinggi Hamas di Lebanon

Kondisi Psikologis Tentara Israel Terguncang

Sebelumnya, media lokal Israel, Yedioth Ahronoth melaporkan setidaknya 1.600 tentara Israel mengalami gejala guncangan perang di Jalur Gaza.

Sementara sekitar 250 tentara diberhentikan dari dinas karena gejala guncangan pertempuran yang terus berlanjut dalam perang ini.

"Data situs web Walla mengungkapkan bahwa 76 persen tentara kembali berperang setelah perawatan awal oleh tentara di lapangan atau oleh petugas kesehatan mental yang bertugas di unit dan terus-menerus berada di dekat area pertempuran," lapor Yedioth Ahronoth.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berfoto dengan para tentara Israel yang kehilangan kakinya dan terluka akibat perang di Jalur Gaza. Foto ini diunggah di akun X Perdana Menteri Israel, @IsraeliPM, pada Rabu (20/12/2023). (X/@IsraeliPM)

Baca juga: 1.600 Tentara Israel Alami Stres usai Bertempur di Gaza, Kesehatan Mental Dilaporkan Menurun

“Gejala guncangan tempur muncul selama atau di dekat suatu aktivitas, dan prajurit yang mengalaminya mungkin merasakan, antara lain, denyut nadi cepat, peningkatan keringat, peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba, tubuh gemetar yang tidak terkendali, kebingungan, dan ketidakmampuan untuk mengontrol dan berkonsentrasi," lanjut media tersebut.

Trauma pertempuran juga memiliki efek mental jangka panjang, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, insomnia, ledakan kemarahan yang tiba-tiba, dan berkurangnya kapasitas emosional.

Baca juga: Bantah Klaim Netanyahu, Banyak Tentara IDF yang Dirawat Tak Mau Temui PM Israel

Hamas Palestina vs Israel

Israel sebelumnya mengindikasikan para petinggi Hamas adalah target selanjutnya setelah Israel meluncurkan operasi darat di Jalur Gaza.

Perang Israel dan Hamas makin memanas setelah Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Kelompok tersebut, menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.

Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), kurang lebih 138 sandera masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.

Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 22.185 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Rabu (3/1/2024), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.

Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini