TRIBUNNEWS.COM - Pimpinan Hamas, Saleh al-Arouri terbunuh saat Israel melakukan serangan dengan menggunakan drone tanpa awak ke ibu kota Lebanon, Beirut pada Rabu (3/1/2024).
Dikutip dari Reuters dan Al-Mayadeen, Arouri yang merupakan Wakil Pemimpin Politbiro Hamas itu memang sudah ditargetkan oleh Israel berdasarkan informasi yang diperoleh dari tiga sumber keamanan.
Tewasnya Arouri ini juga sudah dikonfirmasi oleh media Hamas sendiri.
Pasca serangan itu, mantan utusan Israel di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Danny Danon memuji serangan di Beirut tersebut hingga menewaskan salah satu pimpinan Hamas tersebut.
"Siapapun yang terlibat dalam pembantaian 7 Oktober harus tahu bahwa kami akan menjangkau dan menutup hubungan mereka," ujarnya.
Baca juga: Pakar Israel Akui Terowongan Hizbullah Lebih Canggih dari Hamas, Bikin Pejuang Seperti Hantu
Di sisi lain, tewasnya Arouri membuat masjid-masjid seperti di Ramallah, Tepi Barat berkabung.
Dikutip dari sebuah video yang telah diverifikasi Aljazeera, banyak warga Ramallah berkumpul di sebuah masjid dan mengutuk serangan Israel di Beirut sehingga menewaskan Arouri.
Pimpinan Hizbullah dan PM Lebanon Buka Suara
Pimpinan Hizbullah, Hassan Nasrallah sudah pernah mengingatkan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu untuk tidak menyerang Lebanon sehingga mengakibatkan warga sekitar tewas pada Agustus 2023 lalu.
Bahkan, Nasrallah sudah mengingatkan Netanyahu bahwa pihaknya bakal melakukan serangan balik ke Israel jika serangannya menyebabkan warga Palestina hingga Suriah tewas.
"Setiap pembunuhan di tanah Lebanon terhadap warga Lebanon, Palestina, Iran, atau Suriah akan dibalas dengan respon yang kuat. Kami tidak bisa tinggal diam dan membiarkan pembukaan wilayah Lebanon untuk pembunuha," ujar Nasrallah saat itu.
Baca juga: Mengapa Pejuang Hamas Menembakkan Roket di Tahun Baru? Ini Jadi Bukti dan Pesan, Kata Analis Perang
Sementara, PM Lebanon, Najib Mikati mengatakan serangan Israel ke Beirut sehingga menewaskan Arouri bertujuan untuk menarik Lebanon ke dalam fase baru konfrontasi sehubungan dengan adanya serangan harian yang sedang berlangsung di bagian selatan negara.
Mikati juga mengingatkan kepada para elite Israel untuk tidak menggunakan kegagalannya dalam serangan di Gaza untuk menduplikasi kegagalan lain dengan menyerang Beirut.
Tewasnya al-Arouri Sebabkan Eskalasi Konflik yang Berbahaya
Direktur Riset di Arab Center Washington DC, Imad Harab menyampaikan kepada Aljazeera bahwa tewasnya Arouri menyebabkan eskalasi konflik yang berbahaya.
Dia menyebut beberapa poin penyebabnya seperti Israel baru pertama kali menyerang Hamas di luar wilayah Palestina sejak perang pertama kali pecah pada 7 Oktober 2023 lalu.
Selain itu, di sisi lain, Imad menyebut Beirut merupakan kawasan pusat operasi dari Hizbullah.
"Serangan ini juga dimaksudkan sebagai kepada kepada Hizbullah bahwa Israel dapat menjangkau siapa saja, dimana saja di Lebanon," ujar Harb.
Baca juga: Israel Ubah Strategi Perang Lawan Hamas, Tarik Tank dan Sebagian Pasukan dari Gaza
Di sisi lain, Harb menilai serangan ke Beirut sehingga menewaskan Arouri merupakan pencapaian kemenangan bagi Israel usai sulit untuk menang di Gaza.
Dia menduga Israel merasa meraih kemenangan dengan membunuh para pimpinan Hamas.
"Sejauh ini, Isrel belum bisa menyebut kemenangan di Gaza, jadi membunuh para pemimpin Hamas adalah sebagian dari sesuatu yang ingin mereka lakukan."
"Ini adalah sebuah pencapaian bagi tentara Israel dan para politisi Israel," jelasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel