Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah kenaikan kasus Covid-19 di sejumlah negara, Ahli epidemiologi senior Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Maria Van Kerkhove dalam cuitan Twitter-nya ungkap jika Covid-19 masih dalam kondisi pandemi.
Selain itu, pada cuitan yang sama Maria mengatakan jika Covid-19 masih menjadi ancaman kesehatan global.
Karena menyebabkan terlalu banyak infeksi (ulang), rawat inap, kematian, dan long Covid-19 .
Padahal pada Mei 2023, WHO telah umumkan pencabutan status Darurat Kesehatan Global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk Covid-19.
Terkait hal ini, Pakar Ahli kesehatan masyarakat sekaligus epidemiolog Dicky Budiman beri tanggapan.
Dicky punya pendapat yang sama dengan Maria jika Covid-19 masih jadi ancaman global karena masih banyak negara alami lonjakan kasus.
"Bahkan pada negara konsisten menjaga surveilannya seperti Amerika, Eropa, Australia, semua saat ini kasus meningkat. Dan ini bisa juga kita lihat dari data laporan yang ada di WHO," ungkap Dicky pada keterangannnya, Kamis (4/1/2024).
Lebih lanjut Dicky menjelaskan alasan kenapa Covid-19 masih jadi ancaman kesehatan global.
Pertama, masih banyak penduduk dunia khususnya kelompok lansia termasuk anak belum mendapatkan vaksin.
Baca juga: Menkes Ungkap 4 Strategi Hadapi Potensi Pandemi Berikutnya
"Untuk mereka vaksin primer anak, orang lanjut usia dan komorbid vaksin booster. Tentu menjadi ancaman," tegasnya.
Kedua pandemi secara faktual masih menjadi suatu penyakit yang menyebar di dunia.
"Bahwa dia (Maria) mengatakan status pandemi, bisa dibenarkan juga, namun ini dalam status bukan akut atau emergency. Beberapa negara masih terjadi lonjakan," Kat Dicky lagi.
Pada negara yang mengalami ledakan kasus, Covid-19 tetap berpotensi menimbulkan kematian.
Kabar baik keparahan dan kematian Covid-19 cukup rendah untuk saat ini.
"Tapi bahwa kasus ini masih menjadi masalah kesehatan masih ada. Karena beberapa akhirnya memerlukan layanan kesehatan," imbuhnya.
Oleh karena itu, Dicky mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan serta penguatan vaksinasi primer dan booster.
"Jangan kendor, pemerintah merasa aman. Mumpung (vaksin) masih efektif," tutupnya.