TRIBUNNEWS.COM -- Seorang jurnalis dan Youtuber asal Amerika Serikat, Gonzalo Lira Jr dikabarkan tewas saat dalam tahanan di sebuah penjara di Ukraina pada Kamis (11/1/2024).
Kabar kematian Gonzalo Lira yang disebut-sebut berdarah dan berkewarganegaraan AS-Cili tersebut pertama kali diungkapkan oleh keluarganya pada Jumat (12/1/2024).
Kemudian Pemerintah AS membenarkannya sehari kemudian, dikutip dari kantor berita TASS.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-688, Capres Rusia Boris Nadezhdin: Perang adalah Kesalahan Besar Putin
Pria berusia 55 tahun tersebut sempat tiga kali ditangkap oleh militer Ukraina karena konten-kontennya dianggap mendiskreditkan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky.
Sang ayah, Gonzalo Lira Sr. menyatakan tidak terima dengan perlakuan militer Ukraina terhadap anaknya tersebut.
Dalam sebuah tulisannya yang diterbitkan oleh The Grayzone, Lira Sr. mengatakan anaknya tersebut selain ditahan juga disiksa oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU).
Bahkan ia bercerita di dalam tahanan anaknya diperas oleh militer yang menahannya.
Berdasar catatan tulisan tangan yang diterima saudara perempuan Lira pada tanggal 4 Januari, yang diberikan oleh ayahnya, Lira menderita sakit parah.
Sakit tersebut adalah pneumonia dan paru-paru kolaps sejak pertengahan Oktober 2023.
Namun kabar sakitnya Lira baru diketahui pada 22 Desember 2023 saat penyakitnya sangat akut, dan otoritas penjara Ukraina menyatakan dia akan menjalani operasi.
Baca juga: Zelenskyy Kelimpungan, Barat Tak Kunjung Pasok Senjata ke Ukraina, Rusia Makin Berani Nyerang
Ia juga kecewa dengan pemerintah AS yang tidak melakukan apa-apa terhadap warganya tersebut.
“Selama 8 bulan 11 hari dan Kedutaan Besar AS tidak melakukan apa pun untuk membantu anak saya. Tanggung jawab atas tragedi ini ada pada diktator Zelensky dengan persetujuan Presiden Amerika yang pikun, Joe Biden,” tulis Lira Sr.
Berdasarkan pengakuannya pada bulan Juli 2023, Kedutaan Besar Cili di Kiev setidaknya mencoba membantunya melalui pembiayaan kesehatan, sementara misi AS hanya memberinya “dukungan kosong.”
Lira berpendapat bahwa hal ini karena Victoria Nuland, penjabat wakil Menteri Luar Negeri Antony Blinken membencinya secara pribadi.
Dikutip dari Russia Today, latar belakang Lira sebelum menjadi jurnalis dan blogger, ia adalah penulis dan pembuat film yang malang melintang bekerja di Hollywood.
Beberapa novel dalam bahasa Inggris dan Spanyol telah ia tulis termasuk film thriller mata-mata tahun 2002 'Acrobat.'
Lira dikenal secara online dalam akun Youtubenya sebagai 'Coach Red Pill', menawarkan nasihat gaya hidup kepada audiens pria.
Pada 2010 ia memutuskan pindah ke Ukraina dan tinggal di Kharkov, tempat tinggal istrinya yang tidak jauh dari perbatasan dengan Rusia.
Pada saat pecahnya perang, konten Lira berubah menjadi Youtube mengenai peperangan Ukraina melawan Rusia.
Namun dia ditahan oleh militer Ukraina sebelum persidangan sejak Mei 2023, atas tuduhan mendiskreditkan militer Kiev dan membenarkan operasi militer Moskow terhadap Kiev.
Sebelumnya, pada April 2022 Lira juga sempat menjadi obyek berita internasional saat dikabarkan hilang.
Saat itu banyak media sosial yang menyatakan kalau ia diculik oleh anggota unit neo-Nazi terkenal 'Kraken' karena kritiknya yang keras terhadap kebijakan Zelensky.
Kemudian ia muncul dalam medsos dan mengaku telah ditahan oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU).
Dalam pengakuannya Lira dibebaskan tanpa dakwaan tetapi akses ke akunnya diblokir dan dia diberitahu untuk tidak meninggalkan Kharkov.
Jurnalis tersebut ditangkap sekali lagi pada bulan Mei 2023, dan akhirnya dibebaskan dari tahanan rumah pusat penahanan pra-sidang setelah memberikan jaminan.
Dalam kesempatan itu, dia mengaku menjadi sasaran pemerasan dan penganiayaan fisik di dalam tahanan.
Dia ditangkap lagi pada bulan Juli, dan penegak hukum Ukraina menyatakan dia berusaha meninggalkan negara itu menuju Hongaria dengan sepeda motor untuk mencari suaka politik ke negara tetangga Ukraina itu.
“Entah saya akan melintasi perbatasan dan menyelamatkan diri, atau saya akan dihilangkan oleh rezim Kiev,” tulisnya, dalam pesan publik terakhirnya.
Meski berlawanan dengan Zelensky, Lira mengaku sangat mencintai Ukraina dan rakyatnya dan bahwa semuanya adalah sebuah tragedi.
Tetapi ia ngotot konflik Ukraina-Rusia terjadi karena provokasi pemerintah Zelensky dan pendukung Baratnya.
Jurnalis ini menegaskan Ukraina tidak memiliki peluang untuk menang melawan Rusia dan memperkirakan kegagalan.
Media Barat juga tidak lepas dari hujatannya. Ia mengatakan media Barat menggambarkan Ukraina sebagai sebuah “negara demokrasi,”.
Sementara korupsi yang merajalela di pemerintahan dan Barat menerbitkan daftar penentang Zelensky yang menurutnya harus 'dihilangkan' oleh otoritas Kiev.
Komentar Tokoh di AS
Nasib Gonzalo Lira juga sempat direspons oleh Bos X dan Tesla, Elon Musk. Ia mempertanyakan tanggungjawab pemerintah AS yang terkesan lepas tangan dengan keadaan warganya tersebut.
Pada Desember lalu, Musk mempertanyakan bagaimana mungkin AS yang telah menyumbangkan 100 miliar dolar ke Ukraina tidak bisa membebaskan warganya yang dipenjara oleh Kiev.
"Ini akan menjadi masalah serius jika ternyata jurnalis tersebut dianiaya karena hanya mengkritik Zelensky,” tambah Musk pada Desember 2023.
Musk pada Sabtu lalu Musk kembali berkomentar tentang Lira. “Ini sangat kacau!” tulis Musk di X mengomentari postingan pengusaha dan investor, David Sacks, yang juga mengecam kelambanan Pemerintah AS dalam kasus ini.
“Pemerintahan Biden bisa saja mendapatkan kembali Gonzalo Lira melalui panggilan telepon, tetapi tidak melakukan apa pun. Oleh karena itu, pemerintah Ukraina tahu bahwa mereka dapat bertindak tanpa mendapat hukuman,” tulis Sacks.
Dia juga menggambarkan kasus Lira sebagai bukti bahwa Ukraina dikendalikan oleh “rezim yang preman dan tidak terikat.”
Selain itu, anak mantan Presiden AS Donald Trump, Donald Trump Jr. juga turut berkomentar dalam media X. Ia menyatakan kematian Lira sebagai sebuah pembunuhan, dan itu adalah ulah dari Presiden Zelensky.
Trump Jr. mengecam kebijakan AS dalam mengirimkan bantuan ke negara di mana warga Amerika terbunuh.
Sementara militer Ukraina menganggap Lira adalah seorang pengkhianat. Meski telah menikah dengan warga Ukraina namun aktivitas pria ini dianggap mendiskreditkan angkatan bersenjata Ukraina.
Kiev merasa berhak menargetkan Lira karena kegiatannya yang “memproduksi dan mendistribusikan materi yang membenarkan agresi bersenjata,” serta menyebarkan “kepalsuan” tentang angkatan bersenjata negara tersebut.