TRIBUNNEWS.COM - Garda Revolusi Iran (IRGC) menyerang markas spionase (Mossad) Israel di Erbil, Irak. Suara ledakan akibat serangan itu terdengar hingga jarak 40 kilometer.
IRGC menyerang markas spionase Israel di wilayah semi-otonom Kurdistan Irak, lapor media pemerintah pada Senin (15/1/2024) malam.
"Rudal balistik digunakan untuk menghancurkan markas spionase dan (tempat) pertemuan kelompok teroris anti-Iran di wilayah tersebut malam ini," kata IRGC dalam sebauh pernyataan.
"Ledakan terdengar di daerah sekitar 40 kilometer (25 mil) timur laut Erbil di wilayah Kurdistan," kata tiga sumber keamanan, di lingkungan dekat konsulat AS serta tempat tinggal warga sipil, dikutip dari Al Arabiya.
Tidak ada fasilitas Amerika Serikat (AS) yang terkena dampak serangan rudal tersebut, kata dua pejabat AS kepada Reuters.
"Ada empat warga sipil tewas dan enam lainnya luka-luka dalam serangan di Erbil," kata Dewan Keamanan Pemerintah Kurdistan (KRG) dalam sebuah pernyataan.
KRG menggambarkan serangan itu sebagai "kejahatan".
Dilansir Anadolu, Irak menyebut bahwa serangan dilakukan dengan alasan tidak berdasar.
"Sayangnya, serangan terhadap Erbil telah terjadi dan selalu dilakukan dengan alasan yang tidak berdasar. Erbil, tempat yang stabil, tidak menjadi sumber ancaman bagi pihak mana pun," papar Irak.
Irak juga menegaskan bahwa serangan IRGC merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Irak dan KRG.
Baghdad mendesak komunitas internasional "untuk tidak tinggal diam terhadap kejahatan ini."
Baca juga: Serangan Drone di Baghdad Irak Tewaskan 4 Orang, Termasuk Komandan Brigade Al-Nujaba
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Pemerintah Daerah Kurdi Irak (KRG), Masrour Barzani, mengutuk keras serangan rudal balistik yang terjadi di Erbil.
"Dalam beberapa hari ke depan, kami akan bekerja dengan mitra-mitra kami di komunitas internasional untuk menghentikan serangan-serangan brutal terhadap rakyat kami yang tidak bersalah," katanya.
Selain meluncurkan agresi ke Erbil, IRGC juga menyerang Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) di Idlib, Suriah.
Dalam pernyataan setelah meluncurkan rudal, Garda Revolusi Iran mengaku menargetkan "fasilitas teroris di Suriah, dikutip dari Al Jazeera.
"ISIS dibom dan dihancurkan sepenuhnya oleh sejumlah rudal balistik di sebagian wilayah Suriah yang diduduki," urai pernyataan IRGC.
Iran bersumpah akan terus menargetkan kelompok teroris yang berada di Suriah, yang mereka klaim berusaha menghancurkan Teheran.
"Garda Revolusi Iran akan menghukum mereka atas tindakan memalukan mereka," papar pernyataan tersebut.
Di masa lalu, Iran terkadang melakukan serangan di wilayah Kurdistan utara Irak dengan mengatakan, wilayah tersebut digunakan sebagai markas kelompok separatis Iran serta agen musuh bebuyutannya, Israel.
Baghdad telah mencoba mengatasi kekhawatiran Iran atas kelompok separatis di wilayah perbatasan pegunungan, dengan merelokasi beberapa anggotanya sebagai bagian dari perjanjian keamanan yang dicapai dengan Teheran pada tahun 2023.
Awal bulan ini, ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan di kota Kerman di tenggara Iran yang menewaskan hampir 100 orang dan melukai banyak orang di peringatan komandan tertinggi Qassem Soleimani.
(Tribunnewscom, Andari Wulan Nugrahani)