Hamas Sentil Jerman yang Kirim Ribuan Amunisi Tank ke Israel: Tak Belajar dari Sejarah Masa Lalu
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan pembebasan Palestina, Hamas menyentil langkah Jerman yang dilaporkan mempertimbangkan untuk mengirimkan ribuan peluru tank ke tentara Israel.
Dalam sebuah pernyataan Rabu (17/1/2024), Hamas mengatakan, "Pengiriman amunisi ini akan mengubah Jerman menjadi “mitra langsung dalam perang terhadap rakyat kami (Palestina) di Gaza.”
“Tampaknya Jerman mereproduksi sejarahnya yang penuh dengan dosa terhadap kemanusiaan, dan tidak terpengaruh oleh pelajaran yang ada di masa lalu,” tambah pernyataan itu.
Baca juga: Jawab Koar-koar Tentara Israel, Hamas Hujani Netivot-Givolim dengan Puluhan Roket dari Gaza Utara
Pada hari Selasa, surat kabar Jerman Der Speigel melaporkan, Jerman sedang mempertimbangkan pengiriman hampir 10.000 butir amunisi tank presisi 120 mm untuk tentara Israel.
Permintaan untuk menyediakan amunisi bagi tentara Israel diterima oleh Berlin pada bulan November, katanya.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 24.285 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 61.154 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Ekspor Senjata ke Israel Naik Drastis
Jerman menunjukkan tekadnya membela rezim Zionis Israel yang diseret ke Mahkamah Internasional PBB (International Court of Justice/ICJ) atas genosida di Gaza Palestina.
Seperti diketahui, Israel tengah menghadapi gugatan dari Afrika Selatan dengan tuduhan melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Namun Jerman yang merupakan sekutu Israel itu dengan tegas menolak tuduhan bahwa rezim Zionis melakukan genosida di Gaza.
Namun di balik pembelaan tersebut, ternyata ekspor senjata Jerman ke Israel meningkat pada 2023 jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan TRT World pada November 2023 lalu, ekspor pertahanan termasuk senjata Jerman ke Israel sepanjang 2023 meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan 2022.
Jerman menetapkan izin permintaan izin ekspor senjata ke Israel sebagai prioritas sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
Per 2 November 2023, pemerintah Jerman disebut telah menyetujui ekspor peralatan pertahanan ke Israel senilai hampir USD323 juta atau setara dengan sekitar Rp 5 triliun.
Sebagai perbandingan nilai izin ekspor peralatan pertahanan Jerman ke Israel pada 2022 hanya USD34 juta (sekitar Rp528 miliar).
Mayoritas izin ekspor individu tersebut atau 185 dari 218 izin, diberikan setelah terjadinya serangan 7 Oktober Hamas ke Israel.
Israel kemudian melancarkan serangan ke Gaza, wilayah Palestina yang telah didudukinya sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.
“Permohonan ekspor peralatan militer ke Israel sedang diprioritaskan dan disetujui oleh pemerintah federal,” kata sumber tersebut.
Meski demikian Israel hanya menyumbang sebagian kecil dari nilai ekspor peralatan militer Jerman yang sebesar total USD9,36 miliar (sekitar Rp145 triliun) sepanjang sembilan bulan pertama 2023.
Jerman terutama memasok Israel dengan komponen-komponen untuk sistem pertahanan udara dan peralatan komunikasi.
Tegaskan Bela Israel
Seperti diketahui, Pemerintah Jerman menegaskan siap ikut campur untuk membela Israel di pengadilan internasional PBB (ICJ).
Pemerintahan Kanselir Jerman Olaf Scholz itu dengan tegas menolak tuduhan Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Juru Bicara Pemerintah Jerman Steffen Hebestreit mengungkapkan dalam pernyataan bahwa Israel hanya membela diri terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurutnya tak manusiawi.
Dikutip dari The Times of Israel, Jumat (12/1/2024), Hebestreit mengatakan Jerman akan melakukan intervensi sebagai pihak ketiga di hadapan ICJ berdasarkan pasal yang memperbolehkan negara-negara untuk meminta klarifikasi mengenai penggunaan konvensi multilateral.
Langkah ini memungkinkan Jerman mengajukan kasusnya sendiri ke pengadilan bahwa Israel tak melanggar konvensi genosida dan tak melakukan atau bermaksud melakukan genosida.
Jerman tak mengaku terkena dampak hukum dari kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan tersebut.
Oleh karena itu mereka tak memerlukan izin ICJ untuk campur tangan pihak ketiga.
Sebagai penandatangan konvensi Genosida 1948, Jerman memiliki hak bergabung dalam kasus ini dan memberikan argumen.
“Jerman ingin mengintervensi sebagai pihak ketiga pada persidangan utama,” kata Hebestreit.
Seperti diketahui sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 23.843 orang termasuk lebih dari 9.600 anak-anak dam sedikitnya 6.750 perempuan per 14 Januari 2024 pukul 16.00 WIB.
Sedangkan Israel mengeklaim serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan 1.139 orang.