Israel secara terbuka menolak permintaan tertentu, termasuk mencairkan pendapatan pajak yang dikumpulkannya untuk Otoritas Palestina.
AS khawatir bahwa hilangnya sumber pendapatan PA saat lebih dari 150.000 pekerja Palestina dilarang memasuki Israel untuk bekerja, akan menambah pergolakan di Tepi Barat.
Bezalel Smotrich, menteri keuangan sayap kanan Israel, menegaskan kembali keputusannya setelah kunjungan menteri luar negeri AS Antony Blinken, ke Tel Aviv pekan lalu.
“Kami akan terus berjuang sekuat tenaga untuk menghancurkan Hamas, dan kami tidak akan mentransfer satu syikal pun ke PA yang akan diberikan kepada keluarga Nazi di Gaza,” katanya.
Gedung Putih telah berulang kali mengutuk pernyataan-pernyataan menghasut yang dikeluarkan oleh Smotrich dan anggota sayap kanan lainnya di pemerintahan Netanyahu.
Perdana Menteri Israel tampaknya tidak mau mengekang faksi nasionalis dalam kabinetnya, karena khawatir tindakan apa pun yang dilakukan akan berujung pada pemogokan yang akan meruntuhkan koalisi pemerintahan.
Para ahli mengatakan strategi Netanyahu tampaknya terfokus pada “permainan kedua belah pihak”.
Netanyahu berupaya untuk mempertahankan dukungan sekutu utama Israel, sambil juga menenangkan mitra koalisi yang ingin Israel melanjutkan respons kuatnya terhadap serangan Hamas.
“Netanyahu memperpanjang perang ini agar tetap berkuasa,” kata Mairaz Zonszein, analis senior Israel di Crisis Group, kepada The Telegraph.
“Dia akan mengatakan kepada sekutu-sekutunya bahwa AS menekannya, dan dia dapat mengatakan kepada AS bahwa para menteri sayap kanan menghalanginya."
"Dia bermain di kedua sisi.”
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)