TRIBUNNEWS.COM - Warga Israel yang keluarganya disandera di Gaza, menyerbu sidang komite parlemen di Yerusalem, Senin (22/1/2024), Reuters melaporkan.
Mereka menuntut agar anggota parlemen bertindak lebih banyak lagi untuk membebaskan keluarga mereka.
Aksi yang dilakukan oleh sekitar 20 orang ini, menjadi pertanda meningkatnya perbedaan pendapat di dalam negeri mengenai perang dengan Hamas.
Seorang wanita menunjukkan foto tiga anggota keluarganya yang dibawa Hamas pada serangan 7 Oktober lalu.
"Hanya satu yang aku inginkan untuk kembali, satu dari tiga!" seru wanita pengunjuk rasa setelah ikut serta dalam diskusi Komite Keuangan Knesset.
Pengunjuk rasa lainnya mengangkat poster bertuliskan: "Anda tidak bolah hanya duduk di sini sementara mereka mati di sana."
"Bebaskan mereka sekarang, sekarang, sekarang!" mereka berteriak.
Sekitar 130 sandera masih dalam penawanan Hamas.
Upaya AS, Qatar dan Mesir untuk kembali menengahi pembebasan tampaknya masih terjegal keinginan Israel yang ingin secara tuntas membasmi Hamas.
Nasib para sandera telah menjadi perhatian di wilayah pendudukan Israel.
Keluarga sandera khawatir bahwa kelelahan akibat perang dapat melemahkan fokus pemerintah untuk membebaskan tawanan.
Baca juga: Perpecahan di Israel, Keluarga Sandera Serbu Rapat Knesset dan Dirikan Tenda di Halaman Netanyahu
Demonstrasi yang awalnya mendukung persatuan nasional kini menjadi lebih agresif.
Keluarga sandera juga mulai berkemah di luar rumah Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, serta gedung Knesset.
“Kami tidak akan meninggalkan dia sampai para sandera kembali,” kata Eli Stivi, yang putranya, Idan, ditahan di Gaza.
Update Perang Israel-Hamas
Sementara itu, berikut perkembangan terkini seputar perang Israel-Hamas, dilansir Al Jazeera.
- Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah merasa sangat prihatin dengan insiden penembakan hebat di sekitar Rumah Sakit al-Amal di Khan Younis.
- Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) melaporkan bahwa stafnya di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis mengatakan mereka dapat merasakan “goncangan” ketika pemboman Israel semakin dekat.
- Kepala Kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan kekejaman yang terjadi di Gaza tidak akan berhenti dan rumah sakit penuh sesak, terkepung dan diserang.
- Serangan udara AS dan Inggris kembali terjadi di ibu kota Yaman, Sanaa.
- Israel telah mengusulkan gencatan senjata hingga dua bulan sebagai imbalan atas pembebasan tawanan, menurut dua pejabat Israel.
- Setidaknya 65 warga Palestina tewas di Khan Younis, Gaza selatan, pada hari Senin ketika Israel meningkatkan serangan terhadap kota tersebut.
- Setidaknya 25.295 orang telah tewas dan 63.000 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)