Dalam beberapa pekan terakhir, penduduk Israel meningkatkan tekanan terhadap pemerintah melalui protes untuk merundingkan pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza dengan Gerakan Perlawanan Hamas.
Pada Rabu malam, sekitar 5.000 pengunjuk rasa, termasuk keluarga sandera, dilaporkan menutup dua jalan utama di Tel Aviv, menuntut kesepakatan segera untuk pembebasan para tawanan.
Menurut media Israel, mereka mengacungkan foto para sandera dan spanduk dengan slogan-slogan seperti “Deal Now”, “Gencatan Senjata”, “Bawa kembali para sandera” dan “Tidak ada solusi militer terhadap masalah politik.”
Minggu lalu, keluarga para tawanan Israel mengadakan protes duduk di luar rumah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menuntut pembebasan mereka segera.
Baca juga: Jalan-Jalan Utama Tel Aviv Lumpuh Total, Ribuan Warga Israel Desak Natanyahu Mengalah Demi Sandera
Pada Senin pagi, sekelompok kerabat tawanan Israel juga menyerbu sidang komite parlemen di Yerusalem, menuntut agar anggota parlemen berbuat lebih banyak untuk membebaskan anak-anak mereka, menurut laporan Reuters.
Mesir, Qatar dan Amerika Serikat mensponsori upaya untuk mencapai gencatan senjata sementara yang kedua dalam pertempuran di Gaza.
Kesepakatan pertama dicapai pada November tahun lalu, yang menghasilkan pembebasan 105 tahanan Hamas, sementara 240 tahanan Palestina dibebaskan.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 25.700 warga Palestina telah terbunuh, dan 63.730 lainnya terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Perkiraan Palestina dan internasional menyebutkan bahwa mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
(oln/PC/Anadolu/*)