News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Ungkap Informasi Baru tentang Proyek Atlantis yang Disebut AS Hanya Sukses Sebagian

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang tentara Israel berdiri di pintu masuk terowongan yang diklaim Israel sebagai milik Hamas di al-Bureij di Jalur Gaza tengah pada 8 Januari 2024.

TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkapkan rincian baru tentang proyek yang mereka sebut sebagai proyek “Atlantis”.

Proyek Atlantis Israel bertujuan untuk mengatasi ancaman infrastruktur bawah tanah di Jalur Gaza dengan mengalirkan air laut ke dalam terowongan.

Adapun pengumuman dari Israel itu muncul setelah ada laporan dari Amerika Serikat (AS) bahwa program membanjiri terowongan itu hanya sukses sebagian.

“Ini adalah bagian dari sejumlah alat yang dikerahkan oleh IDF untuk menetralisir ancaman jaringan terowongan bawah tanah Hamas,” kata IDF dikutip dari Yedioth Ahronoth.

IDF menggunakan pompa dan pipa dalam proyek itu. Kedua alat tadi kemudian dibawa ke mulut terowongan yang cocok.

Menurut IDF, karakteristik tanah dan sistem air di area itu dianalis untuk memastikan air tanah tidak rusak.

Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel pada 21 Januari 2024 menunjukkan sebuah terowongan bawah tanah, yang menurut pasukan Israel ditemukan saat serangan di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Tentara Israel / AFP)

Di samping, itu pemompaan air hanya dilakukan di rute terowongan dan lokasi yang cocok. Metode operasional disesuaikan dengan setiap kasus.

“Proyek baru ini dikembangkan dengan mengikuti prosedur pertempuran,” kata IDF.

“Alat ini adalah salah satu kemampuan yang dikembangkan oleh IDF dan badan keamanan Israel dalam beberapa tahun belakangan untuk beropersi melawan infrastruktur bawah tanah hamas di Jalur Gaza.”

“Alat ini mewakili terobosan teknologi dan teknik yang signifikan dalam melawan ancaman infrastruktur teror bawah tanah dan hasil dari upaya di antara berbagai lembaga di dalam keamanan Israel.”

Adapun proyek Atlantis Israel sudah dimulai pada akhir tahun lalu. Saat itu Israel mulai memasang pompa di Gaza bagian utara.

Baca juga: Perang Israel di Gaza Hari Ke-117, IDF Konfirmasi Telah Banjiri Terowongan di Gaza dengan Air Laut

Pada hari Selasa, (30/1/2024), The Wall Street Journal melaporkan bahwa awal bulan ini Israel telah memasang setidaknya satu pompa di Kota Khan Younis untuk merusak jaringan terowongan di sana.

Seorang pejabat AS melaporkan air dari Laut Tengah digunakan dalam pemompaan pertama. Sementara itu, air yang berasal dari Israel digunakan untuk pompa baru.

Menurut laporan yang sama, dalam beberapa kasus, aliran air dihentikan oleh tembok dan penghalang lainnya.

Air laut menyebabkan korosi di sejumlah terowongan. Namun, menurut pejabat AS, rencana membanjiri terowongan itu tidak seefektif yang diperkirakan Israel.

Bahkan, 80 persen terowongan Hamas di Gaza masih tetap utuh beberapa pekan setelah Israel berupaya menghancurnya.

Dikutip dari The Times of Israel, beberapa terowongan telah dibom, sedangkan lainnya telah dibanjiri.

Meski demikian, penghancuran itu berjalan lambat karena terowongan harus dipetakan dain diperiksa apakah ada jebakan atau sandera di sana sebelum Israel menghancurkannya.

Awal bulan ini seorang pejabat senior Israel memperkirakan panjang jaringan terowongan Hamas di Gaza mencapai antara 350 hingga 450 mil.

Angka itu jauh lebih besar daripada yang sebelumnya diperkirakan Israel.

Israel meyakini pemimpin Hamas bernama Yahya Sinwar bersembunyi di bawah tanah.

Pakar peringatkan risiko yang muncul

Baca juga: IDF Sengaja Banjiri Terowongan di Gaza, Klaim untuk Netralisir Ancaman Jaringan Bawah Tanah Hamas

Pakar keamanan bernama Michael Clarke dari King’s College, Inggris, mengingatkan ada risiko besar di balik strategi membanjiri terowongan.

Pertama, Israel tidak bisa memastikan apakah ada tawanan sedang ditahan di terowongan. Di samping itu, Israel juga tidak bisa memastikan siapa saja yang berada di terowongan.

Kemudian, strategi membajiri terowongan berisiko mencemari aquifer atau lapisan batuan/tanan berisi air. Aquifer itu memasok air tawar ke Gaza.

“Itu keputusan besar, tapi itu bisa dilakukan, ya, mereka bisa melakukannya,” ujar Clarke dikutip dari Sky News.

Meski demikian, dia mengatakan strategi itu bisa memunculkan banyak konsekuensi yang hingga kini belum diketahui.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini