Israel telah menerima kritik dari masyarakat internasional atas penggerebekannya terhadap rumah sakit di Gaza, operasi yang memperburuk sistem layanan kesehatan yang sudah lemah dan berada di ambang kehancuran.
Sementara Al Jazeera, melaporkan kekejaman Israel dari Ramallah di Tepi Barat yang diduduki. “Orang hanya bisa membayangkan teror terhadap pasien dan staf di rumah sakit di Jenin,” demikian tulis Al Jazeera.
“Ini hanyalah contoh lain betapa tekadnya tentara Israel untuk terus melakukan serangan ketika mereka menargetkan pejuang perlawanan bersenjata di seluruh wilayah pendudukan Palestina,” tambahnya.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “kejahatan tentara Israel tidak akan dibiarkan begitu saja”, dan menambahkan bahwa pembunuhan tersebut adalah “kelanjutan dari kejahatan pendudukan yang sedang berlangsung terhadap rakyat kami dari Gaza hingga Jenin”.
Salah satu pria terluka dan terbaring di tempat tidur ketika dia dibunuh, kata kelompok bersenjata Palestina.
Basil terluka oleh pecahan rudal menyusul serangan pesawat tak berawak Israel pada 25 Oktober yang menargetkan sekelompok pria di dekat pemakaman kamp Jenin dan telah menerima perawatan di rumah sakit selama tiga bulan, menurut sumber Al Jazeera.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk keras pembunuhan tiga pemuda oleh pasukan pendudukan.
Kerumunan memadati jalan-jalan Jenin saat upacara pemakaman ketiga pria tersebut sedang berlangsung. Mereka akan dimakamkan di pemakaman di kamp pengungsi Jenin.
Ibu dari Ghazawi bersaudara ini mengatakan, keduanya disayangi semua orang. “Terakhir kali saya melihat mereka adalah kemarin malam. Saya berada di rumah sakit,” katanya dalam video yang direkam oleh media lokal, menambahkan bahwa dia pulang ke rumah karena Mohammad mengatakan dia akan tinggal bersama Basil.
“Saya masih terbangun pagi ini ketika saya mendengar pasukan khusus menggerebek rumah sakit. Mereka dibunuh saat mereka sedang tidur.”