TRIBUNNEWS.COM – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dinominasikan menjadi calon peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2024.
Nama Trump diajukan karena dia dianggap telah membantu menormalisasi hubungan antara Israel dan sejumlah negara Arab.
Pengajuan itu dilakukan oleh Claudia Tenne, anggota DPR AS dari Partai Republik yang juga menaungi Trump.
Ketika diwawancarai Fox News, Tenne menilai Trump berperan penting dalam memfasilitasi Perjanjian Abraham yang bersejarah.
Perjanjian Abraham adalah perjanjian bilateral antara Israel dan Uni Emirat Arab, kemudian antara Israel dan Bahrain, mengenai normalisasi hubungan.
Tenne mengklaim Perjanjian Abraham adalah perjanjian perdamaian pertama di Timur Tengah dalam 30 tahun terakhir.
Anggota dewan itu juga memuji Trump. Dia menyebut Trump telah membuktikan bahwa pendapat para pakar kebijakan luar negeri salah.
Kata Tenney, para pakar itu selama puluhan tahun berpendapat bahwa perjanjian damai di Timur Tengah tak mungkin ada tanpa penyelesaian konflik Israel-Palestina.
“Upaya yang berani dari Presiden Trump dalam mewujudkan Perjanjian Abraham itu belum pernah terjadi sebelumnya dan terus-menerus tidka diakui oleh Komite Hadiah Nobel perdamaian, menegaskan nominasinya saat ini,” kata Tenney menjelaskan, dikutip dari Russia Today.
Tenney menyebut nominasi itu muncul ketika “kepemimpinan lemah” Presiden Joe Biden di panggung internasional telah membuat keamanan nasional terancam.
Belum lama ini tiga tentara AS tewas dan puluah lainnya terluka karena serangan pesawat tanpa awak di pos militer AS di Yordania.
Biden sudah berjanji akan merespons serangan itu dan menyalahkan milisi yang didukung Iran atas kejadian itu.
Baca juga: Curi dan Bocorkan Catatan Pajak Donald Trump, Charles Littlejohn Diganjar 5 Tahun Penjara
Di sisi lain, Iran membantah telah terlibat dalam serangan tersebut.
Adapun Perjanjian Abraham merupakan kesepakatan bilateral yang ditengahi oleh AS.
Perjanjian itu ditandatangani akhir tahun 2020 oleh Israel, AS, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.
Dampak perjanjian itu ialah hubungan Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain dinormalisasi. Kedua negara Arab itu juga mengakui kedaulatan negara Israel.
Meski demikian, perjanjian itu mendapat kritik karena justru membuat Israel lebih berani mengabaikan hak-hak warga Palestina.
Akibatnya, sejumlah negara Arab tak lagi menuntut agar negara Palestina diakui.
Beberapa pakar menilai perjanjian itu membuka jalan bagi adanya lonjakan kekerasan belakangan ini.
Adapun Trump sudah pernah beberapa kali dinominasikan merasih Hadiah Nobel Perdamaian.
Pada tahun 2020 namanya pernah disodorkan oleh anggota parlemen Norwegia bernama Christian Tybring-Gjedde.
Tybring-Gjedde memuji upaya Trump dalam mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
Pada tahun yang sama Trump juga dinominasikan oleh anggota parlemen Swedia bernama Magnus Jacobsson.
Baca juga: Tim Kampanye Trump Bantah Jalin Kontak dengan Robert F. Kennedy sebagai Cawapres di Pilpres AS 2024
Jacobsson menyinggung peran Trump dalam menengahi kesepakatan antara Serbia dan Kosovo.
Nominasi Trump itu dianggap sah karena diajukan oleh anggota parlemen nasional atau pemerintahan nasional.
Sosok yang meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2024 akan diumumkan di Oslo, Norwegia, pada bulan November nanti.
Sementara itu, penyerahan hadiah akan dilakukan pada bulan berikutnya.
(Tribunnews/Febri)