Rudal Burkan Hantam Barak IDF, AS ke Israel: Perang Skala Penuh ke Hizbullah Adalah Kesalahan Strategis
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS), dilaporkan mewanti-wanti pejabat pemerintahan Israel, kalau segala bentuk operasi militer besar terhadap Hizbullah Lebanon, akan menjadi kesalahan strategis.
Situs berita Axios, Selasa (6/2/2024) melaporkan, pemerintah AS, dan empat negara Eropa sekutunya tengah mengupayakan deeskalasi konflik antara Hizbullah dan Israel.
Diharapkan dari upaya tersebut, beberapa minggu ke depan, serangkaian komitmen akan diumumkan oleh Israel dan Hizbullah, untuk meredakan ketegangan di perbatasan.
Baca juga: Hizbullah Menggila, Lipat Gandakan Serangan Roket 500 Kg, Pemukim Israel Panik Tanah Berguncang
Menurut Axios, mencegah perang antara Israel dan Hizbullah, merupakan tujuan kunci bagi pemerintahan Presiden AS Joe Biden, dalam upayanya mencegah perang Gaza, meluas dan berubah menjadi konflik regional.
Pemerintah Gedung Putih, mengaku prihatin pada eskalasi konflik di perbatasan Utara Israel terkait konflik dengan Hizbullah.
AS disebut-sebut mengatakan kepada Israel, kalau Washington, tidak meremehkan kemampuan Tel Aviv untuk memukul kekuatan milisi Lebanon tersebut.
Akan tetapi, imbuh laporan Axios, pemerintah AS memperingatkan Israel, kalau operasi militer besar-besaran terhadap Hizbullah Lebanon, adalah sebuah kesalahan strategis.
Baca juga: Panglima Perang Israel Merengek ke AS, Minta Pasukan Radwan Hizbullah Dijauhkan ke Sungai Litani
Para pejabat Israel, seperti dikutip Axios, mengaku bahwa Tel Aviv tidak ingin melancarkan perang skala penuh ke Lebanon, tapi mereka cemas kalau Hizbullah akan duluan melancarkan serangan luas ke Israel.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, kemarin mengatakan, jika perang di utara (perbatasan Lebanon) pecah, maka Israel, akan menanggung biaya besar, meskipun situasi juga akan lebih sulit bagi Lebanon dan Hizbullah.
Gallant juga mengancam, jika perang skala besar terjadi, Israel tidak akan menghentikan serangannya meskipun ada gencatan di Gaza.
Seperti diketahui, Hizbullah mulai menyerang wilayah dan kota-kota di Israel sejak 8 Oktober, satu hari setelah Hamas melancarkan operasi Banjir Al-Aqsa.
Hizbullah menyatakan, serangan ke Israel adalah sebagai bentuk dukungan terhadap perlawanan Rakyat Palestina atas agresi militer Israel di Gaza.
Baca juga: Israel Mau Serbu Lebanon, Hizbullah Kirim Salam Pembuka: Rudal Pos Militer Jal al-Alam dan Al Abad
Rudal Burkan Hantam Barak Tentara IDF
Di tengah ancaman perang skala penuh dari Israel, gerakan Hizbullah, mengumumkan telah menyerang pusat konsentrasi pasukan IDF, di barak Ramim, menggunakan rudal.
Hizbullah, Selasa (6/2/2024) di hari ke-123 perang Gaza mengabarkan serangan itu menyasar barak tentara Israel, Ramim, di perbatasan Lebanon, dan Wilayah pendudukan, menggunakan rudal Burkan.
Menurut keterangan Hizbullah, serangan rudal akurat tersebut dilakukan untuk mendukung rakyat Gaza, dan membantu pasukan perlawanan Palestina, dalam menghadapi kejahatan Israel.
Sekitar dua minggu lalu, Hizbullah juga menyerang barak tentara Ramim, dengan rudal Burkan.
Hulu ledak rudal Burkan, memuat 300-500 kilogram bahan peledak, dan diperkirakan jarak tempuh rudal ini mencapai tujuh kilometer.
Baca juga: Ada yang Berbobot 500 Kg, Rudal Burkan dan Falaq Hizbullah Bombardir Pos-Pos Militer Israel
Rudal Burkan, memiliki daya ledak tinggi karena hulu ledaknya yang kuat, dan merupakan opsi tepat untuk menyerang pangkalan-pangkalan militer Israel, di sepanjang perbatasan Lebanon.
Sejak dimulainya operasi Badai Al Aqsa, dan serangan brutal Israel, ke Gaza, Hizbullah, melancarkan serangan ke pangkalan-pangkalan militer, markas spionase, puluhan tank, kendaraan pengangkut personel, dan kendaraan lapis baja Israel, sehingga menewaskan sejumlah banyak tentara Zionis.
(oln/pt/*)