News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Tarik Divisi ke-36 dari Jalur Gaza ke Perbatasan Lebanon untuk Hadapi Hizbullah

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Israel dari unit infanteri Golani berjalan keluar dari Jalur Gaza Palestina dekat Kibbutz Ein Hashlosha setelah operasi di dalam Gaza, 17 Oktober 2007. -- Israel memindahkan Divisi ke-36 dari Jalur Gaza ke perbatasan Lebanon.

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel, Herzi Halevy, memutuskan untuk memindahkan Divisi Lapis Baja ke-36 dari Jalur Gaza ke perbatasan dengan Lebanon.

Radio Tentara Israel mengatakan sejumlah divisi akan tetap bertugas di Jalur Gaza.

“Diskusi baru-baru ini terjadi di Staf Umum di mana Komandan Komando Selatan, Mayor Jenderal Yaron Finkelman, menyerukan Divisi ke-36 (divisi reguler terbesar di tentara Israel) untuk tetap berada di Jalur Gaza tengah dengan tujuan meningkatkan tekanan militer terhadap Hamas," lapor Radio Tentara Israel, Minggu (11/2/2024).

Namun, kepala Divisi Operasi, Mayor Jenderal Oded Basiuk, mengusulkan perlunya menghapus divisi tersebut dari Gaza dan memindahkannya ke utara.

Menurutnya, Divisi ke-36 bisa menggantikan pasukan cadangan sehingga mereka siap menghadapi skenario apa pun.

Atas pertimbangan itu, Kepala Staf akhirnya memutuskan untuk menarik Divisi 36 dari Gaza dan memindahkannya ke perbatasan Lebanon.

Divisi ke-36 terdiri dari unit manuver (baju besi, infanteri, dan korps teknik).

Divisi ini mencakup Brigade ke-188, Brigade ke-7, Brigade Golani, Brigade Etzioni, dan batalyon Korps Teknik.

Sejak akhir Desember 2023, tentara pendudukan Israel telah menarik Brigade Cadangan ke-4 dan ke-55 dari Gaza, Batalyon Teknik Tempur ke-7107, dan Batalyon ke-13 Brigade Golani.

Pemindahan Divisi ke-36 ke perbatasan Lebanon dikabarkan untuk mengantisipasi serangan Hizbullah dari Lebanon selatan ke Israel utara.

Sejak Minggu (8/10/2023), Hizbullah telah melancarkan serangan ke Israel utara sebagai perlawanan terhadap agresi Israel yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina di Jalur Gaza.

Baca juga: Rudal Hizbullah Makin Dalam Serang Teritori Israel, Sistem Pengawas di Peternakan Shebaa Kena Bom

Keputusan Herzy Halevy bertepatan dengan berlanjutnya saling bombardir antara Hizbullah dan Israel.

Hari ini, Hizbullah mengumumkan mereka telah menargetkan “peralatan spionase” Israel di situs Ruwaisat Al-Alam di perbukitan Kafr Shuba dan wilayah pendudukan Lebanon di Shebaa Farms.

Kantor Berita Lebanon melaporkan pasukan Israel hari ini mengebom sejumlah kota di Lebanon, dikutip dari Al Jazeera.

Penembakan artileri menargetkan sekitar kota Kunine dan Rashaf di sektor tengah, serta kota Naqoura, Tair Harfa, Al-Dhahira, Marwahin, dan Aita Al-Shaab di sektor barat.

Hamas Palestina vs Israel

Segera setelah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.

Kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 28.176 jiwa sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (11/2/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Anadolu.

Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini