Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, DOHA – Presiden Palestina Mahmoud Abbas melakukan kunjungan ke Doha, ibukota Qatar pada Minggu (11/2/2024) untuk melakukan pembicaraan mengenai gencatan senjata di Gaza.
Kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan bahwa Abbas akan bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani pada hari ini, Senin (12/2/2024), namun tidak diketahui apakah ia juga akan bertemu dengan para pemimpin Hamas, sebuah kelompok yang telah lama berselisih dengan Abbas dan Fatah yang berbasis di Tepi Barat.
Sementara Duta Besar Palestina untuk Qatar, Munir Ghannam mengatakan Abbas dan Sheikh Tamim akan membahas upaya untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza dengan Israel dan cara untuk meningkatkan bantuan bagi 2,3 juta penduduk di wilayah tersebut.
Baca juga: Perang Saudara di Sudan, Serangan Udara Meningkat saat Genjatan Senjata Berakhir
“Qatar memainkan peran penting dalam upaya dan mediasi internasional untuk mencapai gencatan senjata. Oleh karena itu, koordinasi dengan Qatar, juga dengan Mesir, sangatlah penting, untuk mengakhiri agresi terhadap rakyat kami,” kata Ghannam.
Adapun kunjungan Abbas ke Qatar terjadi ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk memajukan rencana serangan darat di Rafah, meskipun ada kekhawatiran internasional mengenai konsekuensi potensial bagi 1,4 juta warga sipil Palestina yang tinggal di kota di Gaza selatan.
Amerika Serikat yang merupakan sekutu terdekat Israel telah memperingatkan serangan terhadap Rafah bisa menjadi sebuah “bencana” dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa warga sipil Palestina di kota tersebut “tidak punya tempat tujuan”.
Mesir pun juga memperingatkan “konsekuensi mengerikan” jika militer Israel menggempur kota Rafah di Gaza selatan dekat perbatasannya.
“Mesir menyerukan perlunya menyatukan semua upaya internasional dan regional untuk mencegah penargetan kota Rafah di Palestina,” kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan.
Pembicaraan mengenai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera sejauh ini gagal menghasilkan kesepakatan. Pekan lalu, Israel menolak usulan Hamas, dengan mengatakan pihaknya tidak akan berhenti berperang, sementara Hamas ingin mempertahankan brigade yang menurut Israel bersembunyi di Rafah.
Sebelumnya, delegasi Hamas telah berada di Kairo, Mesir pada Kamis (8/2/2024) dan berangkat keesokan harinya setelah berbicara dengan pejabat Mesir dan Qatar untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata.
Meskipun Gaza telah diperintah oleh Hamas sejak tahun 2007, wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel diperintah oleh Otoritas Palestina, yang dipimpin oleh Fatah.