Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Sebanyak 60 persen wilayah pendudukan Israel yang menampung 120.000 rumah hidup gelap gulita selama beberapa hari, imbas terputusnya aliran listrik yang berkepanjangan di seluruh wilayah Utara .
Menurut laporan yang dirilis Situs web saluran Israel Kan 11, pemadaman listrik terjadi setelah milisi Pro-Palestina asal Lebanon, Hizbullah melakukan serangan dengan menargetkan pusat pembangkit listrik terbesar di Israel Utara.
Adapun serangan ini dilakukan Hizbullah sebagai bentuk protes atas agresi Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 29.000 jiwa.
Baca juga: 55 Persen Pemukim Israel Pesimistis Tel Aviv Bakal Menang Telak Lawan Hamas di Perang Gaza
Serta balasan atas tembakan rudal yang telah lebih dulu di lontarkan Israel ke kota pesisir Ghaziyeh Lebanon hingga memicu kebakaran besar.
“Di Bnei Brak, Petah Tikva, dan Be’er Sheva dilanda pemadaman listrik karena satu pembangkit listrik rusak akibat serangan Hizbullah . Skenario yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Israel,” jelas Kan 11, dikutip dari Almayadeen.
Belum dapat dipastikan seberapa parah kerusakan pembangkit listrik Israel akibat rudal Hizbullah, namun Menteri Kesehatan Uriel Buso dan Direktur Jenderal Kementerian, Moshe Bar Siman Tov, memperkirakan pemadaman akan diberlakukan selama tiga minggu kedepan.
25 Pasien Israel Terancam Tewas
Lebih lanjut, selain memicu pemadaman listrik massal di 60 persen wilayah pendudukan, rusaknya salah satu pembangkit listrik terbesar di Israel juga membuat nasib 35.000 pasien di rumah sakit wilayah Israel Utara yang bergantung pada alat pernapasan terancam kekurangan oksigen.
“Pasien yang bergantung pada alat bantu pernapasan buatan karena memiliki kondisi pernapasan yang tidak stabil akan terdampak pemadaman listrik yang meluas dan berkepanjangan akibat krisis listrik,” ujar Kan 11.
Sebelum pemadaman terjadi, para pejabat Israel telah memperingatkan masyarakat untuk bersiap menghadapi krisis listrik karena Hizbullah mungkin akan menargetkan kekuatan entitas tersebut.
Untuk mencegah runtuhnya layanan kesehatan di Israel akibat krisis listrik, Kementerian Kesehatan Israel mengungkap bahwa pihaknya tengah berupaya melakukan pengadaan generator dalam skala besar pada individu yang bergantung pada alat bantu pernapasan buatan.
Selain itu, kementerian telah mendesak pihak berwenang untuk mendirikan pusat energi dan oksigen di tengah ancaman suhu panas yang ekstrim di wilayah Israel Utara.