Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, mengutuk serangan Israel yang 'tidak dapat diterima' terhadap kerumunan warga Palestina yang menunggu bantuan makanan di Gaza utara.
Pasalnya, Israel telah menolak dan menunda pengiriman bantuan selama beberapa bulan yang menyebabkan penyebaran kelaparan massal.
“Apa yang terjadi di Gaza tidak dapat diterima, dengan puluhan warga sipil Palestina tewas saat mereka menunggu makanan, menggarisbawahi pentingnya gencatan senjata,” ujar Albares, Jumat.
“Bantuan kemanusiaan harus bisa masuk tanpa hambatan."
"Kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional adalah suatu keharusan," terangnya.
Menlu Portugal Akui Sangat Terkejut
Menteri Luar Negeri Portugal, Joao Gomes Cravinho, turut mengecam Israel atas serangan terhadap ribuan warga Palestina yang kelaparan menunggu bantuan makanan.
“Sangat terkejut dengan kematian lebih dari 100 orang di Gaza saat menunggu untuk menerima bantuan,” ungkapnya, Jumat.
“Operasi sipil dan kemanusiaan harus aman berdasarkan IHL (hukum kemanusiaan internasional)."
"Kami sekali lagi menyerukan gencatan senjata segera (dan) akses yang aman terhadap bantuan kemanusiaan, sesuai dengan langkah-langkah sementara ICJ,” jelas Menlu Portugal.
Baca juga: Polisi Palestina Bunuh 2 Pemukim Ilegal Yahudi Israel di Tepi Barat, Hamas Sebut Operasi Heroik
Sebelumnya, PBB telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan di bagian utara wilayah tersebut, dimana sekitar 300.000 orang hidup dengan sedikit makanan atau air bersih.
Konvoi 30 truk yang membawa bantuan Mesir sedang bergerak ke utara sepanjang apa yang digambarkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sebagai 'koridor kemanusiaan' ketika dikelilingi oleh warga sipil, dan orang-orang menaiki truk tersebut.
“Beberapa orang mulai mendorong dengan kasar dan bahkan menginjak-injak warga Gaza lainnya hingga tewas, menjarah pasokan kemanusiaan,” kata kepala juru bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari.
“Insiden nahas tersebut mengakibatkan puluhan warga Gaza tewas dan terluka," lanjutnya.
Tank-tank Israel, katanya, dengan hati-hati mencoba membubarkan massa dengan beberapa tembakan peringatan, namun mundur ketika ratusan warga menjadi ribuan dan keadaan menjadi tidak terkendali.