TRIBUNNEWS.COM - Anggota parlemen dari 13 negara menyerukan embargo senjata segera ke Israel.
Dalam sebuah surat yang ditandatangani 13 negara, mereka mengumumkan akan menghentikan pemerintahnya mempersenjatai Israel.
"Eropa mempertaruhkan kredibilitasnya jika diam mengenai konflik di Gaza tetapi mengambil sikap tegas terkait tindakan Rusia di Ukraina," kata seorang anggota parlemen Belgia, Simon Moutquin, dalam wawancara dengan Al Jazeera, Sabtu (2/3/2024).
"Kami di Eropa sangat munafik jika berbicara tentang hukum internasional ketika membahas tentang Ukraina dan Rusia, (tetapi) bila tidak memiliki pandangan yang sama saat berbicara terkait Palestina, kami tidak akan mendapat pujian apapun di masa depan," tambah anggota parlemen itu.
Moutquin menekankan, Belgia juga akan mengambil tindakan untuk menghentikan Israel dengan alasan risiko genosida, jika negara-negara lain masih terus mendanai perang Israel di Gaza.
“Sebagai negara penandatangan Konvensi Melawan Genosida, (Belgia) memiliki kewajiban hukum dan moral untuk bertindak dan mencegah risiko genosida, jadi menurut saya surat ini adalah langkah awal yang baik," ucapnya.
Moutquin juga menyuarakan keprihatinan tentang perpecahan internal di Uni Eropa yang menyebabkan blok tersebut berjuang untuk mengatasi perang Israel di Gaza secara kohesif.
Belgia menjadi salah satu dari lebih dari 200 anggota parlemen yang telah menandatangani surat yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.
Lebih dari 200 anggota parlemen dari negara-negara, yang mendanai Israel secara militer, pada hari Jumat (1/3/2024), menyerukan negara-negara mereka untuk berhenti menjual senjata ke Tel Aviv dengan alasan “pelanggaran hukum internasional”.
Pendanaan militer berkelanjutan untuk Israel di tengah perang Gaza
Amerika Serikat (AS) yang sejauh ini merupakan pemberi dana terbesar bagi militer Israel, telah mengucurkan bantuan sekitar $3 miliar setiap tahunnya.
Saat ini, anggota parlemen AS sedang memperdebatkan tambahan $14 miliar untuk mendukung operasi Tel Aviv di Gaza.
Baca juga: AS Menolak Menekan Israel, Bantuan Udara AS yang Masuk ke Gaza Hanyalah Teater Kata Kelompok Ini
Washington mengirimkan kapal induk berpeluru kendali dan jet tempur F-35, serta peralatan militer lainnya ke Tel Aviv segera setelah serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel.
Sekitar 68 persen impor senjata Israel antara tahun 2013 dan 2022 berasal dari Amerika.
Tel Aviv juga bergantung pada impor senjata Jerman, terutama sistem pertahanan udara dan peralatan komunikasi.
Secara total, Jerman menyediakan 28 persen impor militer Israel, meskipun jumlah tersebut meningkat hampir sepuluh kali lipat antara tahun 2022 dan 2023 setelah Berlin meningkatkan penjualan ke Israel pada bulan November.
Inggris, Kanada, Prancis, dan Australia juga memberikan dukungan militer kepada Israel.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)