Israel Bagikan Kotak Bantuan Berisi Kurma, Minyak, Gula, Tepung kepada Warga Gaza Agar Melawan Hamas
TRIBUNNEWS.COM- Tentara Israel membagikan 'kotak Ramadhan' untuk menghasut warga Gaza agar melakukan perlawanan.
Tentara Israel berusaha menggantikan Hamas dengan tokoh suku untuk memberikan bantuan dan memerintah Gaza di bawah pendudukan militer Israel tanpa batas waktu.
Setelah menyerang konvoi bantuan dan mencegah lembaga bantuan tradisional mengirimkan makanan kepada warga Gaza yang kelaparan, tentara Israel mulai membagikan “kotak Ramadhan” kepada penduduk di daerah kantong yang terkepung, media Israel melaporkan pada 4 Maret.
Distribusi tersebut merupakan bagian dari “operasi pengaruh” Israel untuk mengurangi dukungan terhadap Hamas dan menciptakan sistem pemerintahan suku baru.
Menurut Yedioth Ahronoth, kotak-kotak tersebut berisi kurma, minyak, gula, semolina, teh, dan tepung.
Radio Tentara Israel melaporkan bahwa militer telah mendistribusikan kotak makanan kepada penduduk dan pengungsi Palestina dengan ayat Alquran tentang keutamaan memberi makan kepada orang miskin.
Pejabat senior militer Israel mengatakan operasi ini bertujuan untuk membuat perpecahan antara Hamas dan rakyat Gaza.
UNRWA dan Program Pangan Dunia (WFP) telah menyalurkan bantuan ke wilayah kantong yang terkepung sejak perang dimulai pada 7 Oktober.
Namun Israel melakukan kampanye propaganda untuk memotong dana internasional untuk UNRWA, dan militernya menembaki konvoi bantuan WFP, menyebabkan organisasi tersebut menghentikan pengirimannya karena alasan keamanan.
Pada tanggal 29 Februari, pasukan Israel menembaki warga Gaza yang putus asa mencari karung tepung dari konvoi bantuan, menewaskan lebih dari 100 orang di antara mereka. Militer Israel tidak mengungkapkan kelompok mana yang mengoperasikan konvoi tersebut.
Menurut Arab World Press, militer Israel telah menghubungi para pemimpin suku di Gaza untuk menggantikan UNRWA dan WFP dalam mengawasi pengiriman bantuan.
Sumber yang berbicara dengan outlet berita yang berbasis di Kairo mengatakan setidaknya dua keluarga terkenal di lingkungan Al-Sabra dan Al-Zaytoun di barat daya dan tenggara Gaza memiliki hubungan dengan otoritas sipil Israel.
Salah satu pemimpin suku menyatakan, “Kami belum siap bekerja sama dengan pendudukan dalam masalah apa pun,” namun mengakui pembentukan komite pertahanan diri suku untuk mencegah penjarahan rumah dan harta benda.