News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Anak-anak Sekarat karena Kelaparan di Gaza Utara, 13 Ribu Terbunuh Sejak 7 Oktober 2023

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap mengepul selama pemboman militer Israel di Jalur Gaza utara pada 15 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut anak-anak sekarat karena kelaparan di Gaza Utara imbas perang Gaza antara Hamas dan Israel

“Hal ini menjadikan Israel salah satu negara paling terisolasi di dunia, dengan hanya 20 persen penerbangan dioperasikan oleh maskapai penerbangan selain El Al Israel,” katanya.

Bombardemen di Kota Rafah oleh Jet Tempur Israel. (File photo: JN)

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.

Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Krisis Tenaga Kerja

Krisis tenaga kerja di Israel memburuk ketika gelombang pengunduran diri melanda angkatan bersenjata Israel.

Pengunduran diri tersebut disampaikan juru bicara satuan tentara Israel Letkol Daniel Hagari.

Unit Juru Bicara Angkatan Darat Israel, yang dipimpin oleh Letkol Daniel Hagari, telah menyaksikan gelombang besar pengunduran diri.

Di antara mereka yang mengundurkan diri adalah komandan kedua Hagari, Kolonel Butbol, ​​serta Kolonel Moran Katz dan Juru Bicara Internasional Angkatan Darat Letnan Richard Hecht.

“Sejumlah besar perwira baru-baru ini mengumumkan pengunduran diri mereka dari unit yang bertanggung jawab atas sistem informasi militer,” lapor outlet berita Ibrani Channel 14 pada 3 Maret.

Sejumlah perwira perempuan juga termasuk di antara mereka yang mengundurkan diri.

Pengunduran diri itu terjadi “setelah segala sesuatunya tidak berjalan baik ‘secara profesional dan pribadi’,” kata koresponden Channel 14 Tamir Morg.

Beberapa petugas dilaporkan mengeluh karena tidak naik pangkat, jelas outlet Ibrani tersebut.

“Gambarannya rumit, karena ini adalah sistem militer dan terkadang orang mencapai usia pensiun dan pergi tanpa alasan tertentu, namun meskipun demikian, jumlah orang yang pensiun sekaligus selama perang tidaklah biasa,” kata koresponden tersebut.

Militer Israel belum menanggapi permintaan komentar.

Pengunduran diri tersebut terjadi ketika ketegangan signifikan melanda kekuatan militer Israel.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah menyerukan diakhirinya rancangan pengecualian bagi komunitas ultra-Ortodoks Israel, dengan alasan krisis tenaga kerja yang parah di kalangan tentara.

Gallant mengatakan dia hanya akan mendukung undang-undang untuk menyelesaikan masalah ini jika anggota tertentu dari koalisi yang berkuasa mendukungnya.

“Tentara membutuhkan tenaga kerja sekarang. Ini bukan soal politik, ini soal matematika,” kata Menteri Pertahanan pada Minggu.

Posisi Gallant menyebabkan ketegangan dengan partai-partai ultra-Ortodoks dalam koalisi, yang dipandang sebagai bagian integral dari kelangsungan pemerintahan saat ini, menurut media Ibrani.

Israel menderita kerugian besar akibat perang genosida di Gaza dan upayanya untuk memberantas perlawanan Palestina.

Bombardemen tentara Israel di perbatasan Gaza, 12 Desember 2023. Militer Israel dilaporkan mengerahkan teknologi militer berkemampuan AI di Gaza untuk pertama kalinya. (JACK GUEZ / AFP)

Meskipun Israel mengklaim bahwa kota paling selatan di Gaza, Rafah, adalah benteng terakhir Hamas, sayap militer kelompok tersebut, bersama dengan beberapa faksi lainnya, terus melakukan konfrontasi sengit dengan pasukan Israel di seluruh jalur tersebut.

“Situasinya tidak bagus dan tidak sesuai dengan peta ancaman,” Ynet melaporkan pada tanggal 1 Maret.

(Tribunnews.com/Chrysnha)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini