Sebanyak 52,008 wisatawan mengunjungi Israel pada Desember 2023, turun dari 266,002 wisatawan pada Desember 2022, yang menunjukkan penurunan sebesar 80 persen.
Pada tahun 2023, sekitar 3 juta wisatawan mengunjungi Israel, turun dari 4,5 juta pada tahun 2019.
Pariwisata menyumbang sekitar 3 persen perekonomian Israel dan mempekerjakan sekitar 200.000 warga Israel secara langsung, menurut Kementerian Pariwisata.
Israel memperkirakan akan menerima 5,5 juta pengunjung pada tahun 2023, satu juta lebih banyak dari rekor sebelumnya yang dicapai pada tahun 2019.
Namun, Yossi Fattal, direktur Kamar Penyelenggara Pariwisata Inbound di Israel, bulan lalu menyatakan keprihatinannya tentang dampak konflik Gaza terhadap industri pariwisata negara tersebut.
Fattal mengatakan kepada surat kabar Maariv bahwa 250 maskapai penerbangan beroperasi di Israel sebelum pecahnya konflik Gaza, namun hanya 45 perusahaan yang kini beroperasi.
Demikian mengakibatkan isolasi yang sebanding dengan yang terjadi di Korea Utara.
“Hal ini menjadikan Israel salah satu negara paling terisolasi di dunia, dengan hanya 20 persen penerbangan dioperasikan oleh maskapai penerbangan selain El Al Israel,” katanya.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Krisis Tenaga Kerja
Krisis tenaga kerja di Israel memburuk ketika gelombang pengunduran diri melanda angkatan bersenjata Israel.
Pengunduran diri tersebut disampaikan juru bicara satuan tentara Israel Letkol Daniel Hagari.
Unit Juru Bicara Angkatan Darat Israel, yang dipimpin oleh Letkol Daniel Hagari, telah menyaksikan gelombang besar pengunduran diri.